Sebanyak, 40.000 peziarah lainnya dibawa ke Mekah dari Madinah dengan bantuan Kementerian Haji dan Umrah, untuk menyelesaikan ritual mereka.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kemenag Muhajirin Yanis, usai pemerintah memutuskan tidak mengirim jemaah haji ke Mekah pada tahun ini, akibat pandemi virus corona baru (Covid-19).
Puluhan artefak yang berasal dari akhir era kekhalifahan Abbasiyah ditemukan selama pekerjaan konstruksi untuk sebuah parkir mobil di kota suci Mekah
Mina, jaraknya 7 km timur laut dari Masjidil Haram di Mekah dan dalam batas-batasnya, biasanya akan menjadi situs kota tenda terbesar di dunia, menampung sekitar 2,5 juta peziarah.
Umrah, yang mengacu pada ziarah umat Islam ke Mekah yang dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, menarik jutaan Muslim dari seluruh dunia setiap tahun.
Di kota-kota paling utara yang ekstrem seperti Longyearbyen, Norwegia, di mana matahari tidak terbenam dari 20 April hingga 22 Agustus, aturan agama, atau fatwa, telah dikeluarkan untuk mengikuti pengaturan waktu di Mekah, Arab Saudi, atau negara Muslim terdekat.
Pada 16 Oktober, Kementerian Dalam Negeri mengumumkan pelonggaran pembatasan di seluruh Kerajaan, termasuk yang mempengaruhi Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, yang memungkinkan kembalinya operasi dan kapasitas penuh.
Jemaah haji yang diperbolehkan ke Mekah tahun ini harus berusia di bawah 65 tahun dan divaksinasi COVID-19 secara penuh.
Safaroh Tour mulai melakukan pemberangkatan jemaah umrah ke Tanah Suci Mekah