Pelabuhan Patimban yang disinergikan dengan Pelabuhan Tanjung Priok diharapkan dapat mengefisiensikan waktu dan biaya logistik.
Pelabuhan Patimban diharapkan menjadi layanan rantai pasokan terintegrasi pertama atau the first integrated supply chain port di Indonesia.
Pelabuhan yang berlokasi di Subang, Jawa Barat itu langsung melayani kegiatan ekspor perdana produk otomotif sebanyak 140 unit kendaraan.
Melalui total investasi yang dikucurkan mencapai Rp 50 triliun, Pelabuhan Patimban merupakan modal besar bagi Indonesia dan Jepang dalam menghadapi ASEAN Connectivity 2025.
Pelabuhan Internasional Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), pelabuhan terbesar kedua setelah Pelabuhan Tanjung Priok.
Penambahan rute tol laut dari Pelabuhan Patimban ini merupakan upaya untuk melayani pengiriman barang dari wilayah Jawa Barat.
Sejak bulan Januari hingga November 2021, kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Patimban sudah mencapai total 12.335 unit kendaraan, yang diangkut oleh sembilan kapal dengan rute Patimban-Belawan dan Patimban-Makassar.
Faktor-faktor penyebabnya adalah, pertama mengabaikan studi kelayakan. Hal ini dapat terlihat dari proyek-proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, LRT Jabodetabek, Pelabuhan Patimban, Bandara Yogyakarta, dan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga yang semua masalahnya tak lepas dari minimnya studi kelayakan.