Sekitar 2,1 juta orang di Somalia diperkirakan menghadapi krisis pangan akut (IPC Tahap 3) atau bahkan yang lebih buruk hingga Desember 2020.
Serangan udara Amerika Serikat di Somalia pekan lalu menewaskan pemimpin kelompok jihadis al-Shabab
gerombolan belalang yang luar biasa besar mengkonsumsi banyak tanaman, sehingga mengancam terjadinya krisis pangan.
Komando Afrika-AS (AFRICOM) melakukan tiga serangan udara di dua lokasi di negara Afrika timur yang dilanda konflik, dengan menargetkan gerilyawan Al-Shabaab.
Sebelas lainnya terluka dalam serangan yang menargetkan dua gedung pelayanan pada hari sebelumnya.
pemberontak ekstremis Islam Somalia, al-Shabab, yang bersekutu dengan al-Qaeda, mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Boqore, seorang politisi yang blak-blakan dan salah satu anggota parlemen terlama di negara itu.
Somalia menempati peringkat negara terkorup selama 7 tahun berturut-turut, diikuti oleh Sudan Selatan
Komando Afrika militer (Africom) mengatakan pada Senin (17/12) bahwa empat serangan yang dilepasakan pada Sabtu (15/12), menewaskan 34 pejuang, dan dua lagi pada Minggu (16/12), yang menewaskan 28 orang.
Para pekerja pemerintah termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan
Anggota layanan, bersama dengan Pasukan Keamanan Nasional Somalia serta Pasukan Pertahanan Kenya diserang di wilayah otonomi Jubaland selatan Somalia