https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Potensi Konflik Global Berkelanjutan Harus segera Diantisipasi

Eko Budhiarto | Rabu, 24/04/2024 19:45 WIB

Potensi Konflik Global Berkelanjutan Harus segera Diantisipasi Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat. (Foto: Humas MPR)

Jakarta, Jurnas.com - Perlu langkah antisipasi dampak berkelanjutan konflik global melalui berbagai kebijakan sebagai bagian upaya meningkatkan daya tahan perekonomian nasional.

"Konflik Israel – Iran dapat berdampak pada sektor energi nasional dan menimbulkan potensi risiko terhadap pasar komoditas global. Sejumlah kebijakan antisipatif harus dipersiapkan untuk meredam dampak itu terhadap kinerja perekonomian nasional," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam sambutan tertulisnya pada diskusi daring bertema Setelah Iran Menyerang Israel: Dampak Geopolitik dan Ekonomi, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (24/4).

Menurut Lestari, meskipun dampak langsung dari konflik global terhadap pasar komoditas relatif tidak terlalu besar, ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung dan respons kebijakan setiap negara akan terus mempengaruhi sentimen investor dan mendorong fluktuasi pasar.

Baca juga :
Permasalahan Pungli dan Sampah Menumpuk di Lokasi Wisata Harus segera Diatasi

Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, kita harus mengakui bahwa kondisi ekonomi nasional terkini tidak dalam kondisi ideal, sehingga membutuhkan kebijakan antisipatif menyikapi eskalasi konflik global.

Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah mendorong agar langkah diplomasi politik dan ekonomi segera dilakukan dalam upaya meredakan konflik yang terjadi.

Baca juga :
Upaya Pelestarian Lingkungan Harus Diwujudkan dalam Tindakan Nyata

Rerie sangat berharap semua pihak dapat mengambil langkah yang tepat dalam mengantisipasi dampak gejolak dan tantangan global, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur di masa datang.

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI, Abdul Kadir Jailani mengungkapkan ketegangan antara Iran dan Israel merupakan situasi yang sangat bahaya, karena rawan terjadi salah perhitungan yang berpotensi timbulkan perang di kawasan Timur Tengah.

Baca juga :
Menteri Luar Negeri Iran Meremehkan Tetapi Tetap Selidiki Serangan Pesawat Tak Berawak

Di dalam dunia yang sangat terkait, ujar Abdul Kadir, konflik di Timur Tengah itu berpotensi berdampak pada ekonomi nasional.

Karena, tambah dia, kemungkinan yang akan terjadi adalah terjadinya disrupsi pada perairan dunia di Laut Merah yang akan mengganggu rantai pasok perdagangan global.

Pada konflik Ukraina-Rusia saja yang relatif jauh dari Indonesia, tegas Abdul Kadir, berdampak besar pada perekonomian nasional.

Abdul Kadir berpendapat, kemungkinan yang akan terjadi dalam konflik Iran-Israel adalah aksi blokade Selat Hormuz yang merupakan hub dari perdagangan minyak dunia. Sehingga, jelas dia, bila terjadi perang kawasan akan berdampak pada meningkatnya harga minyak dunia.

Bila harga minyak dunia meningkat drastis, tegas Abdul Kadir, potensi gangguan ekonomi akan berdampak pada kenaikan harga BBM di dalam negeri, kenaikan harga komoditas, ekspor ke Timur Tengah dan Eropa berpotensi terganggu dan melemahnya nilai tukar rupiah.

Meski semua kemungkinan di atas belum terjadi, Abdul Kadir menegaskan, Indonesia harus mempersiapkan skenario terburuk untuk menghadapi atau menjawab berbagai tantangan tersebut.

Abdul Kadir mengungkapkan, Indonesia juga konsisten mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bereaksi mengakhiri pendudukan Israel di Palestina dalam upaya menekan ketegangan di Timur Tengah.

Pengamat Militer, Jaleswari Pramodhawardani mengungkapkan, kondisi dunia semakin dipenuhi dengan ketidakpastian.

Instabilitas politik dan volatilitas ekonomi, tambah Jaleswari, menjadi faktor pendorong situasi yang memburuk.

Menurut dia, dalam satu dekade terakhir terjadi penguatan intensitas konflik global di berbagai wilayah mulai dari Eropa hingga Timur Tengah.

Di tengah konflik global yang terjadi saat ini, ujar Jaleswari, Indonesia dinilai masih memiliki risiko menengah-rendah. Meski begitu, tambah dia, konflik global harus segera diantisipasi.

Dia berpendapat, perang kawasan akan terjadi bila negara-negara Arab mulai terlibat mendukung Iran atau Israel. Keterlibatan Arab Saudi dalam perang Iran-Israel diakui Jaleswari akan menegaskan terjadinya perang di kawasan.

 

Anggota Komisi I DPR RI, Muhammad Farhan berpendapat, konflik di Timur Tengah adalah konflik geopolitik yang menggunakan motivasi agama.

Pendudukan Israel di Palestina, ujar Farhan, salah satu tujuannya adalah untuk memberi ruang lebih luas bagi kelompok Yahudi.

Aksi tersebut, jelas Farhan, mendapat perlawanan dari kelompok-kelompok Islam di Timur Tengah yang belum bersatu.

Dalam upaya mencegah dampak konflik di Timur Tengah meluas ke perekonomian nasional, Farhan berharap, pemerintahan yang baru pada tahun pertamanya harus segera merealisasikan janjinya untuk memberikan bantuan sosial, bantuan langsung tunai (BLT) dan program makan siang gratis. Setidaknya, jelas Farhan, langkah tersebut dapat menekan biaya konsumsi masyarakat.

Selain itu, Farhan juga berharap, pemerintahan baru konsisten merealisasikan peningkatan investasi dengan tetap mengedepankan hak-hak masyarakat adat.

(Eko Budhiarto )
KEYWORD :

Lestari Moerdijat Denpasar 12 Konflik Global