Jum'at, 26/04/2024 00:51 WIB

Suriah Bombardir Markas Terakhir Teroris di Kota Deraa

Militer Suriah membombardir kantong pemberontak terakhir di kota Deraa pada Minggu (29/8). Serangan itu menewaskan sedikitnya enam orang, dalam salah satu serangan paling mematikan.

Pasukan Kurdi Suriah ambil bagian dalam demonstrasi melawan ancaman Turki di pangkalan koalisi internasional pimpinan AS di pinggiran Ras al-Ain di Suriah [DELIL SOULEIMAN / AFP

Amman, Jurnas.com - Militer Suriah membombardir kantong pemberontak terakhir di kota Deraa pada Minggu (29/8). Serangan itu menewaskan sedikitnya enam orang, dalam salah satu serangan paling mematikan.

Tentara menolak mengomentari laporan itu, tetapi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka kehilangan kesabaran dengan "kelompok bersenjata dan teroris" di lingkungan itu.

Sebuah divisi elit tentara, yang didukung oleh milisi Iran, memblokir pengiriman makanan dan bahan bakar ke Deraa al Balad, untuk menekan pemberontak agar menyerah, tiga tahun setelah pasukan pemerintah merebut kembali sisa daerah dekat perbatasan dengan Yordania.

"Mereka menggunakan apa yang disebut roket gajah tanpa pandang bulu," kata Abu Jehad al Horani, seorang pejabat lokal dikutip dari Reuters.

Penduduk mengatakan mayat enam orang ditarik keluar dari rumah-rumah yang dibombardir di pusat lingkungan Deraa, yang menyaksikan protes damai pertama terhadap pemerintahan Presiden Bashar al-Assad pada 2011.

Divisi Keempat pro-Iran militer Suriah, kekuatan utama di provinsi selatan, yang didukung oleh milisi lokal yang dibiayai Teheran, telah mengepung benteng selama dua bulan.

Pejabat lokal, penduduk dan beberapa pejabat militer, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan serangan itu merupakan upaya untuk melemahkan upaya Rusia untuk menyelesaikan kebuntuan tanpa serangan habis-habisan.

Jenderal Rusia mengadakan pembicaraan dengan tokoh-tokoh lokal dan komandan tentara mengumumkan rencana pada 14 Agustus, yang akan memungkinkan tentara untuk masuk tetapi memberikan jaminan kepada penduduk terhadap pembalasan dan menawarkan jalan yang aman untuk mantan pemberontak untuk pergi ke daerah oposisi lainnya di barat laut Suriah.

Pada 2018 silam, tentara Suriah dibantu oleh kekuatan udara Rusia dan milisi Iran, merebut kembali kendali provinsi selatan yang juga berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan Israel.

Moskow memberikan jaminan kepada Israel dan Washington pada saat itu bahwa hal itu akan mencegah milisi yang didukung Iran memperluas pengaruh mereka di wilayah tersebut.

KEYWORD :

Suriah Markas Teroris Kota Deraa Konflik Timur Tengah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :