Jum'at, 19/04/2024 16:41 WIB

Ekspor ke Bangladesh, Syahrul: Nugget Indonesia Harus Kuasai Pasar Negara Tetangga

Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen mempermudah perizinan ekspor dan memfasilitasi peternak untuk tetap eksis dan meningkatkan skala usaha budidaya ayam.

Menteri Pertanian Syahrul (Mentan), Yasin Limpo melepas ekspor perdana ayam nugget produksi salah satu pabrik pengolahan unggas yang berlokasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (27/8).

Karawang, Jurnas.com - Menteri Pertanian Syahrul (Mentan), Yasin Limpo melepas ekspor perdana ayam nugget produksi salah satu pabrik pengolahan unggas yang berlokasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (27/8).

Melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (GRATIEKS), dia berkomitmen penuh mendorong industri pengolahan komoditas peternakan untuk meningkatkan nilai tambah produk guna mendongkrak kontribusi sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat.

"Hari ini kita melakukan ekspor perdana ayam nugget ke Bangladesh. Ini sesuatu yang membanggakan kita semua bahwa anak bangsa Indonesia bisa melakukan upaya maksimal menumbuhkan ekonomi lebih khusus menjangkau kepentingan dan kebutuhan negara-negara lain yang ada di dunia," ujar Syahrul.

Mantan Gubernur dua periode ini menegaskan, Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen mempermudah perizinan ekspor dan memfasilitasi peternak untuk tetap eksis dan meningkatkan skala usaha budidaya ayam.

"Ini juga tentu menjadi solusi dari peternakan ayam kita saat ini yang beternak dalam 50 hari menghasilkan tentu kalau ada industrinya begini tempat potongnya, ini menjadi muaranya," ujar Syahrul.

Dia juga menekankan komitmennya untuk terus memperkuat diplomasi dan market inteligent negara tujuan ekspor, pembukaan akses pasar baru, promosi dan bisnis matching, harmonisasi persyaratan, optimalisasi produksi, serta penjaminan keamanan, dan mutu.

"Negara tujuan ekspor harus diperluas, minimal chicken nugget Indonesia menguasai negara-negara tetangga, yakni Papua Nugini, Malaysia, Timor Leste, Singapura, Myanmar dan negara lainnya," kata Syahrul.

Sementara itu, Direktur Utama PT Taat Indah Bersinar, Tjandra Srimulianingsih mengatakan ekspor berupa chicken nugget sebanyak 18 Ton akan dikirimkan secara bertahap hingga akhir tahun 2021 ke Bangladesh.

"Suplai bahan baku untuk RPA (Rumah Pemotongan Ayam,- red) dan pabrik pengolahan, didapatkan dari peternakan yang menerapkan good farming practice dan dibawah pengawasan dokter hewan dan sarjana peternakan yang berpengalaman," kata Tjandra.

Tjandra mengapresiasi pemerintah saat ini khususnya Kementan yang sangat mendukung ekspor produk value added pertanian. Khususnya produk hasil olahan unggas seperti nugget dengan berbagai upaya seperti kemudahan proses ekspor diberikan untuk meningkatkan nilai ekspor komoditi pertanian, untuk pelaku usaha di Indonesia, dan meningkatkan nilai ekspor pertanian.

"Dalam kondisi menegangkan seperti saat ini, pihak Kementerian Pertanian bersedia melayani kami dengan melalui online sehingga semua persyaratan ekspor dapat kami selesaikan baik secara teknis maupun secara administratif," terang Tjandra.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Nasrullah mengatakan kapasitas produksi daging ayam ras dalam negeri pada tahun 2021 sebesar 3,5 juta ton, sedangkan konsumsi sebesar 3,12 juta ton artinya ada potensi surplus 377 ribu ton daging ayam untuk di ekspor.

"Saat ini baru tercatat ada 9 perusahaan pelaku usaha ekspor unggas di Indonesia, dengan pelepasan ekspor pada hari ini, maka PT. Taat Indah Bersinar menggenapkan menjadi 10 pelaku usaha ekspor produk unggas," jelasnya.

Berdasarkan data BPS, kinerja ekspor komoditas peternakan periode bulan Januari – Juli tahun 2021 mencapai 192.034 Ton dengan nilai 807.587.385 dollar AS atau setara Rp. 11,7 Trilyun. Dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020 (YoY), Volume ekspor meningkat sebesar 9,72 persen dan Nilai ekspor meningkat sebesar 72,9 persen.

"Berbagai komoditas peternakan Indonesia saat ini telah mampu menembus pasar dunia, seperti daging ayam olahan, sarang burung walet, pakan ternak, obat hewan, produk susu olahan, ternak babi, kambing dan domba hidup sampai ke produk larva kering," tutur Nasrullah.

Dia menjelaskan pertumbuhan ekspor produk unggas sejak tahun 2018 juga mengalami pertumbuhan rata-rata 37% setiap tahunnya. Yakni ke beberapa negara seperti Jepang, Singapura, Timor Leste, Papua New Guinea dan Myanmar.

"Dengan adanya Program GRATIEKS kami targetkan pertumbuhan nilai ekspor produk olahan komoditas peternakan naik tiga kali lipat pada tahun 2024 sehingga turut mampu meningkatkan kesejahteraan para peternak kita," tutup Nasrullah.

KEYWORD :

Ekspor Olahan Ayam Bangladesh Ayam Nugget Ditjen PKH




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :