Rabu, 24/04/2024 01:00 WIB

HUT ke-43, BPPT Terus Kembangkan Inovasi Teknologi Menuju Indonesia Emas 2045

BPPT Punya Delapan Fokus Pengembangan Teknologi

Hammam Riza, Kepala BPPT

Jakarta, Jurnas.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mempertegas komitmen untuk terus menghasilkan inovasi teknologi menuju Indonesia Emas 2045.

Penegasan ini disampaikan Kepala BPPT Hammam Riza dalam sebuah kesempatan di acara HUT ke-43 BPPT yang jatuh pada 21 Agustus 2021.

Hammam mengatakan, BPPT memegang teguh amanat Undang-undang No. 11 Tahun 2019 mengenai Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU Sisnas Iptek).

UU Sisnas Iptek secara tegas memposisikan adanya Kelembagaan IPTEK dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang memiliki peran, fungsi dan, kewenangannya masing-masing. 

"UU Sisnas Iptek merupakan sebuah dukungan kepada seluruh Kelembagaan IPTEK di Indonesia, termasuk kami (BPPT, -red), karena untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsa ini berdiri, IPTEK di tempatkan sebagai landasan ilmiah pembangunan," kata Kepala BPPT Hammam Riza.

Hammam menjelaskan, sejak diberlakukan pada 2019 lalu, BPPT telah fasih melaksanakan amanat UU Sisnas Iptek dengan melaksanakan ketujuh perannya, yaitu tiga peran pengkajian teknologi yang meliputi perekayasaan/engineering, kliring teknologi, dan audit teknologi, serta empat peran penerapan teknologi yaitu intermediasi teknologi, difusi/diseminasi teknologi, alih teknologi, dan komersialisasi/hilirisasi teknologi.

Pada tahun 2021, jelas Hammam, BPPT memfokuskan diri untuk peningkatan kemandirian dan daya saing bangsa pada delapan fokus bidang teknologi, diantaranya kebencanaan, kemaritiman, kesehatan dan pangan, pertahanan dan keamanan, rekayasa keteknikan, transportasi, energi, dan teknologi informasi dan elektronika.

Delapan Fokus Bidang Teknologi BPPT

Dalam fokus bidang kebencanaan, BPPT telah men-deploy lima InaBuoy di beberapa lokasi, diantaranya Gunung Anak Krakatau (28 Juli 2021), Selatan Malang (8 Maret 2021), Selatan Selat Sunda (21 Maret 2021), Selatan Bali (12 April 2021), dan Perairan Selatan Cilacap (21 Juli 2021).

Kelima Inabuoy tersebut merupakan bagian dari sistem Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) dengan proyeksi deploy InaBuoy di 13 lokasi, tujuh lokasi InaCBT (cable based tsunameter), dan tiga lokasi untuk InaCAT (Coastal Acoustic Tomography) yang ditargetkan rampung pada tahun 2024.

Semua sensor tersebut akan mengirim sinyal secara simultan dan real time ke Indonesia Tsunami Observation Center (InaTOC) yang berlokasi di Kantor BPPT, Jakarta. Sinyal tersebut pun akan dikirimkan kepada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memverifikasi apakah benar terjadi tsunami di lokasi terdekat sensor tersebut.

Program mitigasi tsunami tersebut saat ini telah dilengkapi dengan teknologi kecerdasan artifisial (KA) di dalam sebuah sistem terintegrasi yang dinamakan PEKA-Tsunami. Teknologi ini juga turut diaplikasikan pada upaya pencegahan kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan melalui program PEKA-API, sehingga dapat segera dilakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC).

"Saat ini bahan semai berjenis flare yang digunakan untuk TMC telah diproduksi oleh industri dalam negeri berdasarkan pedoman paten dari BPPT," tandas Hammam.

Pada fokus bidang kemaritiman, BPPT  telah melakukan desain kapal mini liquefied natural gas (LNG) carrier yang telah di-approved/sertifikasi oleh Biro Klasifikasi Indonesia. Desain kapal ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan PT Pertamina dalam mengakomodir kapal pengangkut LNG di daerah yang membutuhkan.

BPPT diproyeksikan menghasilkan tiga alat angkut maritim, diantaranya model kapal mini, harbor tug dual fuel dan wahana angkut anjungan lepas pantai pasca operasi (ALPO). Dilanjutkan dengan kegiatan desain National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

Sedangkan, fokus kegiatan di bidang kesehatan dan pangan utamanya masih berkutat dengan penanggulangan Covid-19 di Indonesia melalui inovasi alat kesehatan dalam hal 3T+D (tracing, testing, treatment, dan detecting). Tepat pada hari ulang tahun ke-43, BPPT kembali meluncurkan sepuluh produk inovasi kesehatan untuk menangani Covid-19 melalui konsorsium Task Force Riset dan Inovasi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC-19) Next Generation.

Penambahan nama Next Generation merupakan statement BPPT untuk terus mengawal inovasi kesehatan penanganan Covid-19, setelah sebelumnya pada tahun 2020, TFRIC-19 menghasilkan lima alat kesehatan yang diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo.

TFRIC-19 Next Gen saat ini sedang menuntaskan tahapan inovasi beberapa produk yang akan diluncurkan pada tahapan berikutnya, diantaranya direct digital radiography (DDR), ventilator ICU, lab biosafety level 2 (BSL-2) stasioner, aplikasi AI untuk deteksi pneumonia berbasis citra x-ray, data sain senyawa kandidat obat dari mikroba Indonesia, serta sediaan obat herbal terstandar imunostimulan.

Fokus bidang ini juga turut menghasilkan bahan baku obat seperti amoksilin dan insulin, serta pengadaan implant tulang traumatik dan gigi berbahan dasar titanium lokal. Pengembangan lainnya dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi melalui inovasi pencegahan stunting untuk menjamin pertumbuhan generasi penerus Indonesia dalam menyambut bonus demografi di tahun 2045.

Selanjutnya fokus bidang pertahanan dan keamanan diisi dengan kegiatan pengembangan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) Elang Hitam. Bersama dengan konsorsium, BPPT akan melanjutkan pengembangan ke tingkatan kombatan sesuai dengan arahan Presiden RI dalam menjaga teritorial Indonesia di area perbatasan.

"Akhir tahun ini BPPT akan melaksanakan integrasi dan uji terbang Elang Hitam tipe 1, serta dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan desain, analisis, manufaktur wahana Elang Hitam tipe 2 dan 3," papar Hammam.

Untuk fokus bidang rekayasa keteknikan, BPPT fokus pada penanganan lingkungan dengan menghasilkan inovasi teknologi dalam penyediaan air bersih, penanganan sampah serta limbah terintegrasi yang ramah lingkungan.

Upaya menjaga keberlangsungan pertambangan emas skala kecil, BPPT melakukan pengembangan dan difusi teknologi pengolahan emas non-merkuri dengan tujuan pengurangan dan penghapusan merkuri di Indonesia sesuai dengan Konvensi Minamata.

Selain itu, rekayasa keteknikan juga dilakukan guna penanganan limbah medis Covid-19. Hal ini ditujukan untuk memberikan pembelajaran dan solusi kepada penyedia layanan kesehatan untuk tidak mengolah limbah medis ini, sehingga tidak berbaur dengan limbah masyarakat yang kerap ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.

Fokus bidang transportasi dibagi menjadi dua kegiatan utama, yakni isu transportasi massal serta ekosistem kendaraan listrik. Transportasi massal akan diisi oleh kegiatan desain kereta api cepat serta membangun laboratorium sistem propulsi untuk melengkapi roadmap kereta api cepat Indonesia. BPPT juga mendampingi LAPAN dalam pengembangan floater pesawat N219 Amphibi, pesawat yang mampu lepas landas di perairan.

Infrastruktur Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) juga menjadi perhatian BPPT beberapa tahun terakhir. Di tahun 2021 ini, BPPT bersama PT Pertamina telah meluncurkan dua stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di SPBU Mt. Haryono dan Lenteng Agung.

SPKLU tersebut memiliki fasilitas fast charging 50 kW dan juga dilengkapi dengan beberapa jenis colokan atau plug charger kendaraan yang memenuhi standar Eropa dan Jepang, seperti CCS2 gun (standar Eropa), Chademo (standar Jepang), serta AC Type 2 dengan daya 43 kW.

Sementara untuk fokus bidang energi, BPPT meningkatkan kapasitas biodiesel hingga mencapai B-50. Upaya ini dilakukan dengan melaksanakan uji jalan serta pembangunan pilot plant fluid catalytic cracking 300L/hari. Inovasi biodiesel  B-30 BPPT yang telah diterapkan PT Pertamina dalam produk Biosolar-nya mampu menghemat devisa negara hingga Rp63 triliun. BPPT juga fokus pada tahap akhir PLTP Kamojang dan binary cycle di Lahendong, Jawa Barat, dalam pemanfaatan energi panas bumi.

Fokus bidang terakhir, teknologi informasi dan elektronika, diisi dengan pengembangan kecerdasan artifisial (KA). Pembentukan PIKA BPPT dan pengembangan big data melalui  NeoNet dan NODC merupakan salah satu upaya dalam mendukung dokumen Strategi Nasional KA tahun 2020-2045.

Program Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) juga dilanjutkan BPPT dalam mendukung efisiensi kerja lembaga pemerintahan dan layanan publik serta mewujudkan integrasi satu data yang diagendakan pemerintah.

BPPT selain melaksanakan audit SPBE juga memberikan layanan tanda tangan elektronik (TTE) sebagai bagian pendukung pelaksanaan SPBE di Indonesia dengan nama layanan i-Otentik yang bisa diakses masyarakat.

Pemanfaat teknologi informasi juga turut diterapkan dalam pelaksanaan pemilihan umum. Melalui inovasi e-Pemilu, BPPT menyediakan layanan terintegrasi, mulai dari verifikasi database pemilih menggunakan ktp elektronik dan data sidik jari, pemilihan suara dalam bentuk digital yang akan menghitung jumlah suara sah secara realtime, hingga rekapitulasi suara yang langsung terkirim ke Pusat Data KPU ketika waktu pemilihan dinyatakan selesai.

Inovasi e-Pemilu menjamin tidak adanya campur tangan manusia seluruh proses perhitungan dan rekapitulasi surat suara. Inovas ini juga telah teruji lebih dari 1000 Pilkades yang dilaksanakan di 18 Kabupaten se-Indonesia.Kegiatan lainnya yakni pengendalian penyakit melalui teknologi informasi dengan menggunakan Sistem Informasi Zoonosis and Emerging Infectious Diseases (SIZE) atau pengendalian penyakit zoonosis.

Amanat UU SISNAS IPTEK

Kepala BPPT berujar dari sekian banyak inovasi teknologi yang telah dimanfaatkan oleh industri maupun masyarakat luas, semuanya memiliki satu tujuan yang sama, yaitu mengurangi penggunaan produk impor dan meningkatkan kandungan komponen dalam negeri.

Hammam mengungkapkan sebagai lembaga pengkajian & penerapan teknologi, sesuai dengan amanah UU SISNAS IPTEK, BPPT memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan inovasi serta mendorong keberhasilan penerapannya.

BPPT sebagai salah satu unsur Kelembagaan IPTEK sangatlah siap dengan peran dan posisi yang telah didesain dalam pengaturan SISNAS IPTEK. BPPT telah memainkan peran sesuai apa yang diatur dalam undang-undang tersebut. Bahkan secara khusus harapan peran yang akan dimainkan BPPT juga disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Nasional BPPT, 8 Maret 2021.

Ketiga arahan tersebut diantaranya BPPT harus berburu inovasi dan teknologi; BPPT harus menjadi lembaga akuisisi teknologi maju dari manapun; BPPT harus menjadi Pusat Kecerdasan Teknologi di Indonesia.

Hammam menegaskan BPPT selalu siap menjalankan arahan Presiden Jokowi, dan arahan tersebut sebenarnya sudah menjadi karakteristik serta ciri khas/DNA BPPT sejak saat didirikan.

Bekal pengalaman selama 43 tahun melakukan pengkajian dan penerapan teknologi, struktur organisasi dan kapasitas SDM yang semakin berkembang sesuai perkembangan zaman dirasakan sudah lebih dari cukup untuk menjalankan tiga arahan Presiden dalam rangka mendukung percepatan dan lompatan pertumbuhan ekonomi.

Dengan begitu jika keberadaan BPPT tetap dipertahankan sesuai dengan UU SISNAS IPTEK, maka BPPT akan berperan membantu BRIN dalam upaya bersama pencapaian lompatan pertumbuhan ekonomi, melalui penguasaan teknologi, pendayagunaan teknologi dan menjamin keberhasilan penerapannya.

Kerjasama dalam satu kesatuan sistem, antara BPPT sebagai salah satu unsur Kelembagaan IPTEK dan BRIN sebagai dirigen, akan memaksimalkan hasil penyelenggaraan IPTEK di Indonesia.

Hammam berharap dengan semangat Solid, Smart, Speed, BPPT bersama mitra multi helix dalam sebuah wadah ekosistem inovasi yang di orkestrasi oleh BRIN, siap mendukung pemulihan ekonomi nasional, dan siap mendukung inovasi sebagai penghela pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Emas 2045 yang dicita-citakan bersama.

"43 Tahun atau bahkan seterusnya, BPPT akan terus berinovasi tiada henti menuju cita Indonesia Emas 2045," tuntas Hammam.

KEYWORD :

BPPT Hammam Riza UU Sisnas Iptek BRIN inovasi Presiden Joko Widodo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :