Jum'at, 26/04/2024 23:48 WIB

Meski Kewenangan Banyak Berubah, Ruh Kedaulatan Rakyat di MPR Tak Boleh Hilang

Daya tarik produk dan gaya hidup asing harus dapat diimbangi, bahkan dilampaui oleh Pancasila.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo saat sambutan Peringatan Hari Konstitusi dan Hari Lahir MPR RI Tahun 2021 di Jakarta, Rabu (18/8/2021). Foto: jurnas.com

JAKARTA, Jurnas.com - Sejak reformasi 1988, kedudukan dan wewenang MPR sudah banyak berubah. Meskipun demikian ruh yang disematkan ke dalam lembaga MPR oleh para pendiri bangsa tidak boleh hilang, yaitu ruh kedaulatan rakyat.

"MPR harus senantiasa mampu menjembatani berbagai aspirasi masyarakat dan daerah, mengedepankan etika politik kebangsaan, dengan selalu berusaha menciptakan suasana harmonis antar kekuatan sosial politik dan antar kelompok kepentingan untuk mencapai sebesar-besar kemajuan bangsa dan negara," kata Ketua MPR RI Bambang Soetyo saat memberi sambutan peringatan Hari Konstitusi dan Hari Lahir MPR di Jakarta, Rabu (18/8/2021).

Dalam setiap aktifitasnya, MPR harus selalu mengingatkan kepada seluruh komponen bangsa bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memerlukan sikap dan tindakan saling menghormati, mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sikap toleransi, rasa malu, tanggung jawab, menjaga kehormatan, serta martabat diri sebagai warga bangsa.

Para pendiri bangsa sudah mewariskan empat konsepsi kenegaraan untuk menjadi pedoman dalam mengarungi kehidupan kebangsaan, agar kita tangguh dan terus tumbuh meraih kemajuan berlandaskan karakter kepribadian bangsa Indonesia sendiri.

Empat konsepsi kenegaraan tersebut adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

MPR yang mengemban visi sebagai rumah kebangsaan, pengawal idelogi Pancasila dan kedaulatan rakyat mendapat mandat untuk menginternalisasikan empat konsepsi kenegaraan tersebut, yang kemudian dikenal dengan sebutan Empat Pilar MPR RI.

"MPR akan terus melakukan vaksinasi ideologi Pancasila melalui internalisasi Empat Pilar MPR RI kepada seluruh lapisan masyarakat, untuk meningkatkan ketangguhan agar tidak mudah terinfeksi oleh nilai-nilai yang bertentangan dengan ideologi Pancasila," kata Bamsoet.

Datangnya era globalisasi yang ditopang oleh lompatan teknologi informasi dan komunikasi, telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan umat manusia melalui produk dan gaya hidup yang dikemas dan ditampilkan secara sangat menarik.

Tidak dapat dihindari, berbagai varian ideologi dan nilai-nilai asing akan terus berinteraksi dengan ideologi Pancasila. Untuk itu, Pancasila harus mampu menjadi rujukan berperilaku yang menarik.

"Daya tarik produk dan gaya hidup asing harus dapat diimbangi, bahkan dilampaui oleh Pancasila," katanya.

Keberhasilan itu seyogianya terwujud dalam perilaku keseharian, apapun jabatan, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari yang ditekuni.

"Ketika setiap kita bisa mengalokasikan waktu untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, untuk selalu bersikap memanusiakan manusia lainnya dengan adil dan beradab, untuk selalu berusaha menyatukan saudara sebangsa-setanah air kita yang berbeda, untuk selalu mengedepankan sikap permusyawaratan dalam menyelesaikan perbedaan dan untuk terus menerus mengikhtiarkan tegaknya keadilan sosial, maka kita sedang mewujudkan Pancasila dalam kehidupan nyata kita," tutup Bamsoet.

KEYWORD :

Hari Konstitusi Bamsoet Hari Lahir MPR Pancasila




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :