Selasa, 23/04/2024 22:31 WIB

Pengemudi Seluruh Indonesia Siap Mogok Nasional, Kecewa PPKM Jokowi dan Statement Ketua MPR

Para pengemudi merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah.

Presiden Jokowi (kiri), HM. Jusuf Rizal (tengah), Bambang Soesatyo (kanan)

Jakarta, Jurnas.com — Ribuan lintas pengemudi, baik yang tergabung di Driver-Biker-Ojek Kamtibmas Community (DBOKC) - FSPTSI (Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia) maupun organ driver lainnya siap melakukan mogok nasional.

Pemicunya adalah rasa kecewa mereka terhadap keputusan Presiden Jokowi yang memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tanpa solusi, ditambah statement Ketua MPR, Bambang Soesatyo yang tidak simpatik menerima aspirasi pada pengemudi.

“Para pengemudi merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah. Tidak memperoleh perhatian dari Presiden Jokowi yang mereka dukung saat Pilpres 2019,” ungkap Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Transport Seluruh Indonesia (FPSTSI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), HM. Jusuf Rizal, kepada media di Jakarta, Selasa (10/8/2021).

FSPTSI yang membawahi para Driver-Biker dan Ojek seluruh Indonesia memang telah mempertegas rencana mogok nasional yang disuarakan para pengemudi (Driver). Rencana itu disampaikan para perwakilan komunitas lintas pengemudi anggota DBOKC-FSPTSI dari seluruh Indonesia kepada HM. Jusuf Rizal bersama Ketua DBOKC-FSPTSI, Ika Ristianti dan Erwin Saripudin.

Para pengemudi sudah jenuh dengan kebijakan pemerintah, dan semua janji-jaji pepesan kosong selama ini.

“Tentu para pengemudi merasa kecewa, apalagi kebijakan PPKM membuat yang sudah susah makin susah. Ibarat jatuh tertimpa tangga,” tegas pria berdarah Madura-Batak yang juga Ketua Relawan Jokowi-KH.Ma’ruf Amin The President Center itu.

Rasa kecewa terhadap Jokowi semakin menjadi-jadi setelah para pengemudi mendengar statement Ketua MPR, Bambang Seosatyo yang mengkritik para pekerja terkait rencana demo di tengah PPKM, tapi tidak memiliki solusi apa-apa.

“Semestinya para pekerja seperti pengemudi yang sangat merasakan dampak pandemi dan kebijakan PPKM diberikan solusi oleh Ketua MPR. Bukan sok ngajarin dan ngomong tok seolah para pengemudi orang bodoh semua. Kalau cuma ngomong tidak usah sekelas Ketua MPR juga bisa,” tegas Jusuf Rizal mewakili aspirasi pengemudi dengan pedas.

Ketika ditanya, apa yang menjadi substansi kekecewaan para pengemudi kepada Presiden Jokowi? Jusuf Rizal memaparkan empat hal.

Pertama, karena para pengemudi tidak menjadi prioritas untuk vaksinasi. Padahal mereka bersentuhan langsung dengan banyak orang saat mendistribusikan barang.

"FSPTSI-DBOKC berharap para pengemudi seluruh Indonesia dapat memperoleh prioritas Vaksinasi, agar memiliki kekebalan tubuh, selain juga agar semua aktivitas yang mengharuskan memiliki kartu vaksin dapat dipenuhi," ungkap Jusuf Rizal.

Kedua, setiap pengemudi dalam bekerja harus Rapid Tes atau PCR. Ini tentu memberatkan para pengemudi transportasi (seperti truk), karena harus membayar jika PCR kena Rp900 ribu (berlaku dua hari) dan Rapit Tes Rp250 ribu (Berlaku satu hari).

Kata Jusuf Rizal, kebijakan seperti ini di tengah PPKM sangat membebani para pengemudi di seluruh Indonesia. Semestinya, Ketua MPR, Bambang Soesatyo bisa membantu meringankan dan memberi kemudahan bagi para pengemudi.

“Kebijakan Rapit Tes dan PCR ini seperti perampok legal. Seperti pemerasan atas nama Pendemi Covid-19. Dulu Rapit Tes hanya Rp150 ribu berlaku 14 hari. Ada yang murah Genosa Rp20 ribu malah tidak berlaku,” tutur Jusuf Rizal yang juga Ketum PWMOI (Perkumpulan Wartawan Media Online Indonesia) itu.

Ia menegaskan kondisi ini membuat anggota FSPTSI kecewa berat. Jusuf Rizal pun bertanya-tanya, Pemerintahan Jokowi mau menyelesaikan Pendemi Covid-19 atau mau jualan jasa tes PCR dan Rapit Tes. Semestinya rakyat diberi kemudahan tes PCR dan Rapit Tes gratis, agar rakyat bisa melakukan tindakan preventif. Bukan sebaliknya rakyat dibebani.

Ketiga, para pengemudi adalah banyak pekerja sektor informal. Jumlah mereka berdasarkan data DBOKC-FSPTSI, bisa mencapai 24 juta. Semestinya yang berada di PPKM Level 4, pemerintah bisa memberi bantuan, baik dana maupun logistik.

Namun perhatian pemerintah terhadap para pengemudi, juga dinilai masih kurang, baik Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Sosial, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perhubungan, serta Para Gubernur, apalagi Ketua MPR Bambang Soesatyo.

Jusuf Rizal mengingatkan, barangkali pekerja bongkar muat di Pelabuhan bisa dilobi agar jangan mogok kerja. Tapi jika barang-barang kebutuhan tidak didistribusikan oleh pengemudi yang tergabung di DBOKC-FSPTSI, siapa yang akan mengirimkan barang keseluruhan Indonesia?

“Untuk itu FSPTSI minta kepada Presiden Jokowi agar dapat memenuhi tiga tuntutan para pengemudi antara lain memperoleh Vaksinasi, Bebas Tes PCR atau Rapit Tes serta Memperoleh Subsidi Bantuan Tunai atau Sembako,” tambah pria aktivis pekerja dan buruh yang juga Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) itu.

Kepada Ketua MPR, Bambang Soesatyo, FSPTSI meminta agar jangan mendiskreditkan para pekerja seperti pengemudi yang dalam kesulitan. Jika urusan perut, masyarakat bisa bringas dan gelap mata.

"Jika Bambang Soesatyo tidak menarik ucapannya, FSPTSI siap melakukan aksi demo mencari Bambang," tegas Jusuf Rizal.

KEYWORD :

DBOKC FSPTSI HM. Jusuf Rizal pengemudi mogok Nasional Jokowi Bambang Soesatyo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :