Minggu, 12/10/2025 10:55 WIB

WHO Butuh Dana Rp162 Triliun untuk Atasi Pandemi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mencari tambahan dana mendesak sebesar US$11,5 miliar atau Rp162 triliun, untuk memerangi varian Delta yang lebih menular dari virus corona.

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (Foto: Reuters)

Brussels, Jurnas.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mencari tambahan dana mendesak sebesar US$11,5 miliar atau Rp162 triliun, untuk memerangi varian Delta yang lebih menular dari virus corona.

Proposal tersebut dibocorkan kepada Reuters pada Rabu (4/8), di tengah kekhawatiran negara-negara kaya dalam menjalankan program pandeminya.

Sebagian besar uang yang diperlukan untuk membeli alat tes, oksigen, dan masker di negara-negara miskin. Sedangkan seperempatnya untuk membeli ratusan juta vaksin. Dokumen itu diperkirakan bakal dirilis minggu ini.

Proposal tersebut juga menguraikan hasil dan kebutuhan finansial Access to Covid-19 Tools Accelerator (ACT-A), program yang dipimpin bersama oleh WHO untuk mendistribusikan vaksin, obat-obatan, dan tes Covid-19 secara adil di seluruh dunia.

Dikatakan, program yang berdiri sejak awal pendemi itu masih sangat kekurangan dana, dan koordinatornya mengakui bahwa program itu akan tetap ada karena banyak pemerintah berupaya mengatasi kebutuhan global Covid-19 secara berbeda.

Dokumen itu juga meminta tambahan US$3,8 miliar, untuk mengambil opsi 760 juta dosis vaksin Covid-19 yang akan dikirimkan tahun depan.

"Opsi untuk membeli ini perlu dilakukan dalam beberapa bulan mendatang atau dosis vaksin akan hilang," demikian salah satu poin dalam dokumen tersebut.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pekan lalu mengatakan bahwa US$7,7 miliar sangat dibutuhkan oleh WHO, tetapi dia tidak memberikan rincian pengeluaran yang direncanakan, dan tidak mengatakan berapa banyak uang tambahan yang dibutuhkan untuk vaksin.

Sebagaimana diketahui, COVAX yang merupakan bagian dari program itu, semakin bergantung pada sumbangan dari negara-negara kaya, setelah produsen utama India membatasi ekspor vaksin untuk meningkatkan vaksinasi domestik.

Tetapi Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang lebih memilih menyumbangkan vaksin langsung ke negara tujuan sebagai bagian dari upaya diplomasi. Jepang juga mengatakan prosesnya lebih cepat dari pada melalui COVAX.

Bulan lalu, Australia mengatakan akan menyumbangkan peralatan terkait oksigen, alat uji antigen, serta vaksin ke Indonesia.

KEYWORD :

WHO Kekurangan Dana Pandemi Covid-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :