
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov (Foto: AFP)
Moskow, Jurnas.com - Rusia ingin Inggris dan Prancis dimasukkan dalam pembicaraan pengendalian senjata nuklir yang lebih luas dengan Amerika Serikat (AS). Sebaliknya, Washington ingin menyertakan China.
Pejabat senior AS dan Rusia bertemu di Jenewa pada Rabu (28/7) kemarin, untuk memulai kembali pembicaraan senjata nuklir.
Pertemuan itu bertujuan meredakan ketegangan di antara berbagai negara kekuatan senjata nuklir terbesar pasca Perang Dingin.
Serangan ke Kursk Hancurkan Tiga Jembatan, Presiden Ukraina Sebut Pembalasan Rusia hanya Gertakan
Duta Besar Rusia untuk Washington, Anatoly Antonov mengatakan, perluasan pembicaraan pengendalian senjata untuk memasukkan lebih banyak kekuatan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Moskow memandang Inggris dan Prancis sebagai prioritas dalam hal itu.
"Pertanyaan ini memiliki relevansi khusus mengingat keputusan London baru-baru ini untuk meningkatkan tingkat maksimum hulu ledak nuklir sebesar 40 persen menjadi 260 unit," kata Antonov dikutip dari Reuters pada Kamis (29/7).
Dalam komentar terpisah, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan bahwa Amerika Serikat ingin China dimasukkan dalam pembicaraan yang lebih luas tentang pengendalian senjata nuklir.
Senjata Nuklir Rusia Inggris Prancis