Sabtu, 20/04/2024 16:05 WIB

Menlu Retno Sebut Dampak Pandemi Lebih Dirasakan Perempuan

Perempuan lebih rentan kehilangan pekerjaan, menanggung beban domestik, dan mengalami kekerasan.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi saat konferensi pers Kedatangan Vaksin COVID-19 di Jakarta, Senin 7 Desember 2020. (Foto: Tangkap Layar/ Jurnas.com)

Brussels, Belgia - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi menegaskan bahwa perempuan berperan penting dalam upaya mengatasi pandemi  COVID-19 dan mendorong pemulihan.

Hal ini antara lain ditunjukkan dengan proporsi tenaga kesehatan global yang mayoritas adalah perempuan dan peran perempuan dalam mengelola UMKM guna memenuhi kebutuhan peralatan kesehatan.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato kunci pada High Level Digital Summit bertema “Building Forward: Women Political Leaders Determining the New Normal” yang diselenggarakan oleh Women Political Leaders Network di Brussels, Belgia (21/6).

“Perempuan sekarang memimpin kampanye global untuk mendorong kesetaraan akses terhadap vaksin karena seluruh co-chair COVAX AMC Engagement Group adalah perempuan," kata Menlu Retno.

Pada saat yang sama, dampak pandemi lebih dirasakan oleh perempuan dibanding laki-laki. Perempuan lebih rentan kehilangan pekerjaan, menanggung beban domestik, dan mengalami kekerasan.

Studi juga menunjukkan bahwa perempuan lebih cenderung memiliki keraguan terhadap vaksin (vaccine hesitancy) karena terbatasnya mobilitas dan kurangnya akses informasi tentang kesehatan.

"Oleh karena itu, perempuan harus menjadi perhatian utama dalam upaya pemulihan dari pandemi," kata Menlu.

Secara jangka pendek, perempuan perlu memainkan peran lebih besar dalam mengatasi persoalan vaccine hesitancy dan kelelahan (fatigue) masyarakat terhadap COVID-19. Suara perempuan harus didengar dan mereka harus diikutsertakan dalam pengambilan keputusan.

Secara jangka panjang, pemberdayaan perempuan harus menjadi prioritas dalam upaya pemulihan dari pandemi. Hal ini dilakukan antara lain melalui peningkatan partisipasi tenaga kerja perempuan dalam ekonomi, perbaikan akses terhadap teknologi digital, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu kesetaraan genderdan penciptaan enabling environment untuk kesempatan yang setara bagi perempuan.

“Indonesia berkomitmen untuk terus majukan agenda perempuan, termasuk dalam Presidensi Indonesia pada G-20. Kita harus memanfaatkan momentum ini untuk membangun dunia pasca-pandemi yang berkelanjutan, tangguh, adil, dan inklusif," kata Retno.

Women Political Leaders merupakan jaringan global politisi dan pemimpin perempuan yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh dan jumlah perempuan dalam posisi pemimpin.

Pada kesempatan tersebut, Menlu RI menyampaikan pidato kunci bersama para pemimpin perempuan lainnya, antara lain Julia Gillard (Perdana Menteri Australia 2010-2013), Sahle-Work Zewde (Presiden Republik Demokratik Ethiopia), dan Ursula von der Leyen (Presiden Komisi Eropa).

KEYWORD :

Peran Perempuan Pandemi COVID-19 Retno Marsudi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :