Sabtu, 20/04/2024 10:33 WIB

Pahamilah Sejarah Bung Karno dan Warisi Api Semangatnya

ketika ada kudeta lihat saja siapa yang diuntungkan saat itu

Dr. Abdul Gaffar Karim, M.A dalam Talkshow and Music Bulan Bung Karno digelar BKNP PDI Perjuanga

Jakarta, Jurnas.com - Perjuangan dan kepemimpinan Presiden Soekarno di masa melawan penjajah dan awal kemerdekaan Indonesia begitu melekat di hati masyarakat.

Namun, Bung Karno ternyata tidak selalu dikelilingi orang-orang yang baik dan satu visi. Buktinya kejatuhan masa kepemimpinan Bung Karno banyak disebabkan faktor dari intenal dan eksternal Indonesia.

Hal ini sikatakan oleh Dr. Abdul Gaffar Karim, M.A saat “Talkshow & Musik Bung Karno Series” Eps. 21 pada Senin (21/6). Talkshow ini dipandu oleh Syafrill Nazirudin.

"Berakhirnya masa Kepemimpina Bung Karno banyak faktor dari internal maupun eksternal Indonesia, dan ini butuh waktu dua tahun," papar Gaffar.

Faktor eksternalnya Bung Karno jatuh karena beliau menghalangi proses ambisi internasional dalam menguasai sumber daya alam Indonesia. Saat itu Bung Karno menyiapkan para ahli yang belajar teknologi ke luar negeri ketika kembali ke tanah air akan membantu mengelola kekayaan alam demi kemajuan bangsa.

Pandanganan Bung Karno adalah bagaimana kekayaan alam ini dikelola anak bangsa dan untuk kepentingan bangsa, meskipun nantinya akan bekerjasama pengelolaanya dengan pihak luar tetapi peran sentral harus diisi oleh orang pribumi.

"Ada buku yang ditulis oleh George & Audrey Kahin, berdasar datanya ada upaya dari Intelijen Amerika menjatuhkan Bung Karno, diluar itu Bung Karno juga menyekolahkan para insinyur dan memperkuat teknologi Angkatan Darat," urai Gaffar.

Di era post trude saat ini banyak sekali informasi salah satunya bahwa Bung Karno terlibat dalam kasus 1 Oktober 65.

Padahal kata Gaffar ini logika salah, pertanyaan besar kalau memang terlibat adalah kenapa kepemimpinan Bung Karno juga ikut berakhir dan yang menjadi korban justru loyalis Bung Karno yang dipilih langsung oleh Bung Karno (Jend. Ahmad Yani).

"Banyak versi, sebagian faktanya masih belum tuntas, ini tidak, kurang masuk akal yang kena malah loyalis Bung Karno," lanjut dosen Fisipol UGM tersebut.

Gaffar menjelaskan, logika sederhana dapat dipakai untuk mencari kebenaran dalam perisitiwa itu.

"Cara paling mudah untuk melihat sebuah kudeta, lihat saja siapa yang diuntungkan pada saat itu. Analisa tebak-tebakannya ketika ada kudeta lihat saja siapa yang diuntungkan saat itu," lanjut Gaffar.

Karena itu, Gaffar mengajak anak muda Indonesia jangan pernah meninggalkan sejarah, agar tidak tersesat pada kesalahan. Agar mampu belajar dari sejarah dan kedepannya dapat mewarisi api dari semangat Bung Karno dan para pahlawan.

"Sebagai generasi penerus, kita harus mencoba berpikir jauh dan luas demi kebaikan bangsa ini kedepan serta jangan pernah lupakan sejarah," pungkas Gaffar.

KEYWORD :

Abdul gaffar Karim Bulan Bung Karno BKNP PDI Perjuangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :