Rabu, 24/04/2024 18:36 WIB

Covid-19 Meroket, MUI Ajak Tokoh Agama Hingga Pimpinan Daerah Tegakkan Protokol Kesehatan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak semua pihak, khususnya tokoh agama, tokoh politik, tokoh masyarakat, pejabat kementerian dan kepala daerah memberikan uswah atau contoh/keteladanan kepada masyarakat untuk aktif berperan menegakkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

Ketua Tim Peduli Covid-19 Majelis Ulama Indonesia, Dr H Ikhsan Abdullah. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak semua pihak, khususnya tokoh agama, tokoh politik, tokoh masyarakat, pejabat kementerian dan kepala daerah memberikan uswah atau contoh/keteladanan kepada masyarakat untuk aktif berperan menegakkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

"Sebaiknya semua tokoh agama, tokoh masyarakat Pejabat, kementrian Gubernur Walikota menjadi Panutan dan memberikan uswah (contoh) kepada masyarakat untuk aktif berperan menjaga dan menegakan prokes dengan ketat," jelas Ketua Tim Peduli Covid-19 Majelis Ulama Indonesia, Dr H Ikhsan Abdullah kepada wartawan, Senin (21/6).

Bukan tanpa alasan, menurut Wasekjen MUI Pusat itu, ajakan tersebut lantaran kasus positif Covid-19 di Ibu Kota Jakarta yang hingga kini masih bertahan di angka 5.000-an. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah itu merupakan yang tertinggi/terbanyak di antara propinsi lainnya di Indonesia.

Secara nasional, tercatat per hari ini kasus Corona yang ditemukan di Indonesia menembus angka 2 juta, tepatnya sebanyak 2.004.445 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 147.728 merupakan kasus aktif.

Ikhsan menjelaskan, Pemerintah melalui tokoh-tokoh penting di negeri ini bisa belajar dari Negara lain yang terbukti berhasil menekan laju Covid-19. Misalnya Taiwan dan Korea Selatan dengan meminta masyarakat secara terus menerus untuk secara ketat menerapkan Prokes Covid-19.

"Belajar dari Taiwan, Korea Selatan yang berhasil mengatasi pandemi, karena semua pihak berkesadaran tinggi menerapkan prokes," kata dia.

Ikhsan Abdullah menekankan uswah oleh pejabat kementerian, kepala daerah, tokoh politik, tokoh agama hingga tokoh masyarakat karena ia melihat justru sebagian diantara mereka justru memberikan contoh yang sama sekali tidak mendidik.

"Di Indonesia ada banyak publik pigur yang tidak mampu menjadi contoh dalam pembatasan dan pemutusan mata rantai Covid-19. Misal berkerumun menggelar pesta dan menggelar  berbagai pertemuan hingga konser," jelas Ikhsan.

Pada gilirannya, lanjut dia, publik mengikuti apa yang dilihat. Padahal apa yang dilihatnya justru bertentangan dengan apa yang menjadi niat Pemerintah dalam menekan angka Covid-19.

"Kini saatnya semua bahu membahu bekerjasama memutus mata rantai penyebaran Covid, agar Bangsa Indonesia Sehat dan perekonomian pulih kembali," demikian Ikhsan Abdullah.

KEYWORD :

Covid-19 MUI Ikhsan Abdullah Protokol Kesehatan Prokes Corona




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :