Minggu, 05/05/2024 14:37 WIB

Diplomasi Gastronomi, Bung Karno Perkuat Nasionalisme dengan Kuliner

makanan menggambarkan citra bangsa

Wiliam Wongso, Pakar Kuliner

Jakarta, Jurnas.com - Belum banyak yang mengetahui bahwa Proklamator Kemerdekaan RI Bung Karno adalah seorang presiden Indonesia yang memiliki kepedulian dan kepekaan yang besar terhadap ragam makanan Indonesia.

Pakar Kuliner terkemuka, Wiliam Wongso, mengatakan Bung Karno adalah satu-satunya presiden Indonesia yang memiliki kepekaan rasa dan perhatian yang besar terhadap kuliner daerah di Indonesia.

“Sebelum 1967 (tahun terbitnya buku Mustika Rasa) Bung Karno sudah mulai melakukan diplomasi gastronomi dan melalui kuliner sebagai pemersatu bangsa, dari makanan kita tau siapa anda yang berarti makanan menggambarkan citra bangsa,” ungkap Wiliam pada Talkshow & Musik “Bung Karno Series” yang digelar oleh Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan, Jumat (18/6/2021).

Kata Wiliam, Bung Karno sadar betul terhadap kekayaan makanan daerah sehingga menggunakan makananan sebagai indetitas bangsa dalam berbagai pertemuan internasional seperti saat pelakasanaan Konferensi Asia Afrika (KAA).

Dalam acara tersebut Bung Karno bahkan ikut memantau secara langsung proses pembuatan makanan oleh juru masak dan ikut memberikan masukan terhadap makanan yang akan di sajikan.

Salah satu menu hidangan dalam acara tersebut adalah sate ayam dan dengan rasa bangga Bung Karno memperkenalkan hidangan khas nusantara kepada tamu-tamu dari negara lain yang hadir dalam konferensi tersebut.

"Ibarat kata, diplomasi dibangun tidak hanya melalui panggung, namun juga efektif dilakukan di meja makan, atau disebut sebagai diplomasi gastronomi dengan menyuguhkan makanan khas nusantara," jelas Wiliam.

Hadirnya buku Mustika Rasa oleh Bung Karno, lanjut Wiliam, kita mampu melihat kekayaan makanan daerah di Indoneisa dimana saat itu Bung Karno menyambangi setiap daerah sembari mencoba langsung makanan khasnya di dapur rumah warga.

Hal ini sekaligus memberi gambaran, bagaimana sosok Bung Karno seorang presiden sekaligus proklamator kemerdekaan yang tidak sungkan untuk jongkok di dapur warga dan menikmati masakan mereka.

Dengan sifat rendah hati ini juga, Wiliam mwnyebut Bung Karno mampu mengingat bahkan mencatat secara rinci bahan yang digunakan untuk menciptakan makanan di setiap daerah hingga memberikan kesan persatuan yang erat yaitu kedekatan pemimpin dengan rakyatnya di setiap daerah yang dikunjungi.

Buku Mustika Rasa oleh Bung Karno ini memiliki tebal hingga 1.123 halaman sekaligus menjadi buku kuliner paling tebal di Indonesia. Saat pembuatannya Bung Karno memberikan kesempatan langsung kepada setiap kepala dan perwakilan daerah hingga siapapun yang bisa mengkontribusikan makanan khas daerahnya untuk berpartisipasi.

"Diplomasi gastronomi yang saat ini mulai kembali digaungkan oleh pemerintah sebenarnya sudah sejak lama dilakukan oleh Bung Karno," katanya.

Bung Karno, lanjut Wiliam, saat itu sudah menandai setiap makanan lengkap dengan nama daerahnya saat berkomunikasi yang sekarang dikenal dengan Geographical Identication.

"Hal ini tentu saja menandakan bahwa Bung Karno adalah seorang yang sangat visioner dan kepedulian beliau terhadap makanan daerah sudah tidak bisa diragukan lagi," ucap Wiliam.

Wiliam Wongso sangat menyayangkan saat ini Indonesia kurang meperhatikan pentingnya pendidikan kuliner nuaantara, dan justru lebih banyak mengacu pada pandangan luar negeri.

Padahal dengan melihat buku Mustika Rasa ini saja, kita sudah bisa menandakan bahwa Indonesia memiliki kapasitas yang paling baik dalam segi cita rasa makanan.

“Perlu diingat bahwa kecintaan makanan daerah oleh Bung Karno ini juga demi menjalin persatuan dengan berbagai golongan rakyat di Indonesia dan untuk menunjukan kekayaan bangsa Indonesia kepada seluruh negara lain di dunia," tuntas Wiliam.

KEYWORD :

Bung Karno Wiliam Wongso BKNP PDI Perjuangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :