Jum'at, 17/05/2024 11:23 WIB

Guntur Soekarno Sarankan Pemerintah Tidak Hanya Berhenti Pada Imbauan Atasi Covid

Jangan takut dituduh otoriter, buat apa jadi pemerintah kalau tidak boleh memerintah, toh virus Corona itu juga bersikap otoriter pada kita.

Guntur Soekarno. (Foto: Kompasiana.com)

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, membuka Webinar kedelapan PA GMNI yang menghadirkan Orasi Kebangsaan Guntur Soekarno berjudul "Nasionalisme Menjawab Tantangan Zaman" di Jakarta, Jumat (18/6/2021).

‘’Pak Guntur Soekarno atau lebih populer dipanggil Mas Tok sengaja kami siapkan sebagai pembicara agar mendengar langsung pemikiran dan pandangan putra sulung Bung Karno tersebut,’’ jelas Ahmad Basarah saat membuka Webinar PA GMNI itu di Jakarta, Jumat (18/6/2021).

Dalam orasinya, Guntur mengungkapkan bahwa pemerintah harus bersikap tegas dalam segala hal, terutama dalam mengatasi pandemi Covid-19 saat ini.

Menurut Guntur, Presiden Joko Widodo harus menjalankan ajaran Bung Karno ‘’ambeg parama arta’’ alias pandai-pandai memilih hal utama dan terpenting yang harus dikerjakan lebih dahulu dan menunda pekerjaan yang kurang penting jika ingin berhasil memimpin bangsa yang besar ini mengatasi krisis akibat covid 19.

‘’Indonesia harus menang menghadapi pandemi Covid-19. Presiden harus tegas memilih, kesehatan atau penyelamatan ekonomi. Kesehatan harus didahulukan sebelum masalah ekonomi. Tidak apa-apa jika dianggap tidak berhasil membangun perekonomian negara asal seluruh rakyat sehat dulu, selamatkan dulu rakyat dari keganasan virus Corona,’’ tegas Guntur.

Guntur menyarankan mestinya pemerintah tidak hanya berhenti pada imbauan demi imbauan saja untuk mengatasi pandemi Covid-19, tapi harus berani bersikap lebih tegas sejak awal saat memimpin bangsa seperti yang dilakukan Bung Karno di awal kemerdekaan.

‘’Saya menyayangkan pemerintah hanya memberi imbauan agar masyarakat tidak mudik saat lebaran lalu. Mestinya langsung saja pemerintah melarang mudik sebab mudik sekarang terbukti menjadi pemicu meningkatnya Covid-19. Jangan takut dituduh otoriter, buat apa jadi pemerintah kalau tidak boleh memerintah, toh virus Corona itu juga bersikap otoriter pada kita,’’ tegas Guntur lagi.

Untuk itu, penulis buku berjudul ‘’Catatan Merah dari Putera Bung Karno, Mulai Asian Games 1962 di Jakarta Sampai ke Galaxy Bima Sakti’’ itu meminta agar ke depan pemerintah bersikap lebih tegas dan kuat memimpin negara. Dia menyinggung modernisasi pertahanan negara yang dinilainya tertinggal dibanding negara-negara tetangga, bahkan oleh Singapura sekalipun.

‘’Pertahanan negara sangat penting dan karena itu harus dimodernisasi, terutama di bidang kelautan dan dirgantara. Musuh kita adalah neokolonialisme yang harus kita hadapi bersama,’’ tegas Guntur.

Pria yang menjadi anggota komunitas pengamat Unidentified Flying Object (UFO) itu tidak secara eksplisit menunjuk contoh neokolonialisme yang dia maksud. Hanya saja, berkali-kali dia mempertanyakan mengapa banyak sekali kuliner dari negara kapitalis Barat dibiarkan bertumbuhan di Indonesia, menggerus kuliner asli Indonesia seperti Ayam Goreng Mbok Berek, Warung Padang dan lain-lain. 

‘’Coba renungkan, apakah benar-benar diperlukan produk-produk makanan Barat itu di negeri kita. Mestinya kita membela tumbuhnya produk kuliner dalam negeri, mestinya kita membela produk dalam negeri dalam bentuk apa pun itu,’’ tegas Guntur bersemangat.

Di sisi lain, Guntur mengaku senang bahwa generasi muda bangsa Indonesia tetap semangat membela Palestina, seperti yang dilihatnya dari sejumlah demonstrasi di jalan-jalan membela negeri itu.

Semua itu menunjukkan bahwa spirit Bung Karno yang antikolonialisme masih menyala-nyala di dada generasi muda. Namun demikian, pria yang menggemari fotografi ini mengajukan kritik kurangnya disiplin anak bangsa dalam mengatasi pandemi Covid-19.

‘’Kalau kita hendak membela bangsa lain, urusan dalam negeri harus kita selesaikan dulu. Disiplinkan diri kita, perkuat mentalitas dan jiwa gotong-royong kita, barulah setelah itu kita bisa lebih kuat membela bangsa lain dari penjajahan di muka Bumi,’’ tegas Guntur.

Dalam dialog yang dipimpin oleh Karyono Wibowo itu, sejumlah senior alumni GMNI tampil memberikan respon pada orasi Guntur, antara lain Theo Sambuaga, Arief Hidayat (Ketua Mahkamah Konstitusi) dan lain-lain. Menurut Karyono, dampak dari Covid 19 ini  status Kota Bandung dinyatakan Siaga 1 Covid sehingga terpaksa Kongres ke IV PA GMNI yang harusnya dilaksanakan tanggal 21-23 Juni 2021 ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan lagi.

KEYWORD :

Ahmad Basarah Guntur Soekarno Pemerintah Pertahanan Negara Kuliner




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :