Selasa, 01/07/2025 07:03 WIB

Hilton Didesak Hentikan Pembangunan Hotel di Tanah Bekas Masjid Xinjiang

Organisasi advokasi Muslim terbesar di AS mendesak Hilton Worldwide Holdings untuk membatalkan rencana untuk membangun sebuah hotel di lokasi masjid yang dihancurkan di wilayah Xinjiang China.

Logo hotel Hilton (foto: Middleeast)

Jakarta, Jurnas.com - Organisasi advokasi Muslim terbesar di AS mendesak Hilton Worldwide Holdings untuk membatalkan rencana untuk membangun sebuah hotel di lokasi masjid yang dihancurkan di wilayah Xinjiang China.

Seruan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) datang setelah sebuah laporan minggu ini oleh harian Inggris The Telegraph bahwa China sedang membangun pusat komersial baru, termasuk Hotel Hilton kelas atas, di lokasi di mana sebuah masjid awalnya dihancurkan.

Wakil Direktur Nasional CAIR Edward Ahmed Mitchell mengatakan Hilton memiliki kesempatan unik untuk mengambil sikap tegas terhadap genosida yang sedang berlangsung di China terhadap Muslim Uyghur dan memberikan contoh bagi perusahaan terkemuka lainnya.

"Hilton harus menghormati sejarah dengan mengumumkan akan membatalkan proyek ini dan menghentikan operasi apa pun di wilayah Uyghur di China sampai pemerintahnya mengakhiri penganiayaan terhadap jutaan orang yang tidak bersalah," kata Mitchell dalam sebuah pernyataan dilansir Middleeast, Rabu (16/05).

Sejak 2017, China telah melakukan pelanggaran besar-besaran dan sistematis terhadap Muslim yang tinggal di Xinjiang.

Dugaan erosi China terhadap agama, budaya dan hak asasi manusia untuk lebih dari 1 juta etnis Muslim Uyghur di Xinjiang dalam dekade terakhir telah membuat marah negara-negara barat, mendorong sanksi terhadap pejabat dan perusahaan China.

Para pejabat dituduh menempatkan orang-orang Uyghur di kamp-kamp konsentrasi yang oleh China didefinisikan sebagai pusat pendidikan ulang dan pelatihan. Beijing dengan keras menyangkal pelanggaran hak warganya.

KEYWORD :

Hotel Hilton Masjid Xinjiang Advokasi Muslim




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :