Kamis, 18/04/2024 09:20 WIB

Imajinasi Bung Karno untuk Rumah dan Permukiman Rakyat yang Nyaman Membahagiakan

Bung Karno sudah mengimajinasikan bahwa di tengah kota itu ada tamannya, kolam dan bahkan suara gemercik air mancur.

Talkshow dan music yang digelar Badan kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan

Jakarta, Jurnas.com - Kehidupan rakyat yang bahagia, nyaman, dan tentram adalah sebuah cita-cita berbangsa dan bernegara yang diperjuangkan Bung Karno sejak masa penjajahan hingga kemerdekaan.

Seorang arsitek dan ahli tata kota, Ir. Bambang Eryudhawan, mengatakan, ketika Indonesia telah lepas dari penjajahan, Bung Karno berpikir bagaimana caranya membuat rakyat Indonesia merasa bahagia, nyaman, dan tenteram.

"Bung Karno punya rumus 5 P dalam membahagiakan rakyatnya. Yakni bahagia dari sisi perut, pakaian, perumahan, pengetahuan, maupun pergaulan," jelas Yudha-Sapaan akrab Bambang Eryudhawan, dalam Talkshow & Musik Bung Karno Series, Badan kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan, Jumat, 11 Juni 2021.

Sebagai arsitek tata kota, Yudha memahami betul bagaimana Bung Karno punya jiwa arsitek sangat tinggi. Hal ini dilandasi kesadaran bahwa rakyat akan bahagia dengan hunian permukiman yang nyaman.

"Sebuah kondisi nyaman dalam rumah permukiman akan mempengaruhi perilaku manusia dan memberikan pengaruh secara psikologis bagi penghuninya," jelas Yudha yang juga lenggerak isu disabilitas pada bangunan gedung.

Dengan kata lain, jelas Yudha, rumah yang nyaman adalah rumah yang mampu mengakomodir kebutuhan psikis penghuninya. Meskipun preferensi setiap orang akan kenyamanan sangat beragam, ada hal-hal umum yang secara psikologis dapat membantu terciptanya kenyamanan dalam sebuah permukiman.

Yudha yang juga anggota Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta menjelaskan dalam sebuah bangunan rumah san permukikan, ada unsur kebahagiaan yang sangat penting diperhatikan.

Bahkan meskipun kelima aspek (5 P) sudah terpenuhi, namun tidak bisa membuat bahagia masyarakat yang meninggalinya, maka itu tidak termasuk pemukiman yang ideal.

"Apalah artinya sebuah kebutuhan material yang tadi terpenuhi kalau pemukiman itu tidak bisa membahagiakan,” lanjut pria yang juga menjabat Ketua Tim Sidang Pemugaran DKI Jakarta ini.

Unsur psikologi dari permukiman sangat perlu diperhatikan. Sebuah permukiman dan penghuninya memiliki ikatan emosi yang kuat. Permukiman yang ideal adalah permukiman yang mampu menghimpun unsur kebahagiaan fisik dan psikis penghuninya.

Di sinilah konsep permukiman yang diimpikan Bung Karno adalah hunian yang mempunyai pemandangan yang menarik dan indah.

Sejak kuliah di ITB pada zaman Belanda, Bung Karno sudah mengimajinasikan bahwa di tengah kota itu ada tamannya, kolam dan bahkan suara gemercik air mancur. Bung Karno memimpikan semua rakyat Indonesia bisa merasakan suasana yang seperti itu,” urai Kepala Divisi Persada Sukarno itu.

Selain indah dan asri, unsur kebersihan juga merupakan hal penting lain yang menjadi perhatian Bung Karno, karena kebersihan suatu tempat atau kota niscaya memberi kebahagiaan bagi siapa saja yang memandangnya.

Menunjukkan tekadnya bawa sebuah kota harus bersih, Bung Karno tak segan langsung memberikan contoh dengan pergi membersihkan sampah ke Pasar Manggarai, Jakarta Selatan.

"Kota harus bersih. Ayo bersihkan sampah di Manggarai. Kerja, kerja, kerja," kenang Yudha menirukan ucapan Bung Karno saat itu.

Berkaitan dengan lingkungan tempat tinggal yang ideal, Bung Karno selalu memastikan bahwa pemukiman itu harus memperhatikan iklim serta memerhatikan kebiasaan masyarakatnya. Tempat dan fasilitas yang dibangun harus mampu menunjang dan menjawab semua kebutuhan masyarakatnya.

Anggota Dewan Arsitek Indonesia ini memberi satu contoh lagi saat pembangunan proyek permukiman di Pulomas, Jakarta Timur disetujui Bung Karno dengan konsep hunian nyaman bagi pejalan kaki.

Misalnya, bagaimana anak-anak kecil bisa jalan kaki ke sekolah dengan aman, ibu-ibu ke pasar atau klinik kesehatan pun dengan berjalan kaki. Di situ jalur bagi kendaraan bermotor dan pejalan kaki dipisahkan dengan rapi.

Konsep sebuah kota yang nyaman, terutama di Jakarta sebagai ibu kota negara, ditekankan Bung Karno kepada setiap Gubernur Jakarta, Sjamsuridjal, Sudiro, Soemarno Sosroatmodjo, Henk Ngantung dan Ali Sadikan.

Bahwa sebuah kota tak hanya harus menyediakan fasilitas yang cukup, tapi juga harus bersih dan membahagiakan rakyatnya.

"Sejak dulu, melalui para arsiteknya, Bung Karno sudah menitipkan pesan bagaimana sebuah kawasan permukiman bisa membahagiakan semua orang. Bukan hanya menyediakan rumah, sekolah, dan tempat rekreasi, tapi bagaimana bisa membuat bahagia dan sejahtera rakyatnya,” pungkas Yudha sembari mengungkapkan kekagumannya kepada Bung Karno sebagai insinyur, arsitek, sekaligus seniman.

KEYWORD :

Bung Karno rumah rakyat BKNP PDI Perjuangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :