Jum'at, 26/04/2024 23:30 WIB

Arus Survei Indonesia, Belum Ada Figur Dominan Eksponensial Jelang Pilpres 2024

Hampir semua figur tingkat keterpilihannya masih di bawah 15%.

Hasil survei terbaru Arus Survei Indonesia

Jakarta, Jurnas.com - Arus Survei Indonesia menyimpulkan hasil temuan survei nasional bahwa hingga saat ini belum ada figur dengan elektabilitas dominan dan eksponensial jelang kontestasi Pilpres 2024.

Arus Survei Indonesia menemukan hampir semua figur tingkat keterpilihannya saat ini angkanya masih di bawah 15%. Sementara di saat yang sama ada undecided voters sebanyak 22,2%.

"Artinya, sebagian besar masyarakat ada kecenderungan masih menunggu figur baru yang muncul atau juga dapat diartikan bahwa sebagian masyarakat belum terlalu fokus memikirkan urusan pilpres," demikian dijelaskan dalam survei tersebut.

Karena posisi capres belum ada yang unggul secara dominan, maka setiap anak bangsa yang punya modal rekam jejak mumpuni, kapatitas dan integritas teruji punya kesempatan yang sama untuk maju.

"Tentu dengan catatan mendapatkan dukungan partai karena dalam kontestasi pilpres partai menjadi satu-satunya kendaraan dan instrumen seseorang dapat mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres," jelasnya.

Sementara itu, dalam surveinya Arus Survei Indonesia melakukan klusterisasi terhadap tingkat kelayakan calon presiden 2024 dari kalangan Ketua Umum Parpol, Kepala Daerah, Menteri, TNI, Polisi, Tokoh Agama, Akademisi-Teknokrat dan Pengusaha.

Untuk kluster Ketum Parpol, Prabowo Subianto (Ketum Gerindra), Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketum Partai Lebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar bersaing ketat.

Dalam survei itu, Prabowo Subianto meraih (14,0 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (13,2 persen), A. Muhaimin Iskandar (10,2 persen).

Disusul nama Airlangga Hartarto (9,2%), Puan Maharani (8,0%), Surya Paloh (7,7%), Ahmad Syaikhu (6,7%), Suharso Monoarfa (3,5%) dan Zulkifli Hasan (3,5%). Sedangkan sisanya 24,0% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Adapun dari kalangan Kepala Daerah, sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersaing ketat.

Ganjar meraih (21,4%), Anies Baswedan (19,9%), Ridwan Kamil (10,4%). Dibawah tiga nama itu muncul Khofifah Indar Parawansa (10,2%), Edy Rahmayadi (7,9%), Murad Ismail (3,0%), Zulkifliemansyah (2,5%), I Wayan Koster (2,5%) dan Isran Noor (2,3%), Wahidin Halim (1,3%) dan Sutarmidji (1,0%). Sisanya 17,6% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Kemudian di kluster menteri, sosok Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (13,5%) bersaing ketat dengan Menteri BUMN Erick Thohir (11,9%), Mendikbud Nadiem Makarim (10,9%).

Disusul nama Tri Rismaharani (10,3%), Moh. Mahfud MD (9,2%), Sri Mulyani (6,8%), Syahrul Yasin Limpo (6,0%), Yaqut Cholil Qoumas (4,7%), A. Halim Iskandar (4,7%) dan Johnny G Plate (3,4%). Sisanya 18,6% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Sementara dari kalangan Purnawirawan TNI, Gatot Nurmantyo memimpun dengan (13,9%), disusul Hadi Tjahjanto (10,4%), Luhut Binsar Panjaitan (10,1%), Doni Monardo (9,7%), Dudung Abdurachman (8,9%), Moeldoko (8,8%), Andika Perkasa (7,5%), dan Yado Margono (5,7%). Sisanya 25,0% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Lantas dari kalangan Polri, ada Tito Karnavian (24,9%), Budi Gunawan (14,1%), Listyo Sigit Prabowo (8,4%), Idham Aziz (7,4%), Boy Rafli Amar (5,9%) dan Agus Andrianto (3,2%). Sisanya 36,1% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Untuk tokoh pemuka agama, Ketum PBNU Said Aqil Siradj teratas dengan (19,4%), disusul Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (19,1%), pendakwah Abdul Somad Batubara (16,1%), Sekjen PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti (7,3%), Nasaruddin Umar (6,8%), Din Syamsuddin (6,1%), Yahya Cholil Staquf (5,0%), Muhammad Luthfi bin Yahya (4,2%). Sisanya 16,0% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Lantas ada dari kalangan Akademisi, Arif Satria (8,6%), Ali Masykur Musa (8,2%), Komaruddin Hidayat (7,3%), Rizal Ramli (7,1%), Nadirsyah Hosen (6,2%), Rhenald Kasali (5,6%), Ari Kuncoro (5,2%), Saldi Isra (4,8%), Panut Mulyono (2,7%), Yudian Wahyudi (1,4%). Sisanya 42,9% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Adapun kalangan pengusaha, ada sosok Choirul Tanjung (22,4%), Hary Tanoesoedibyo (18,8%), Hariyadi B Sukamdani (5,7%) Hutomo Mandala Putra (5,0%), Gita Wirjawan (4,9%), Rosan P Roeslani (3,6%), Rachmad Gobel (2,9%), Hasyim Djojohadikusumo (2,1%), Mardani H Maming (1,2%), dan Rusdi Kirana (0,9%). Sisanya 32,5% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Survei juga menanyakan, bila Pemilu dilakukan saat ini, maka partai yang elektabilitasnya tertinggi adalah PDI Perjuangan (19,6%), Partai Gerindra (14,9%), Partai Golkar (10,4%), PKB (9,7%), Demokrat (7,9%), NasDem (6,7%), PKS (5,2%).

Sementara Jika Pilpres dilakukan saat ini, Prabowo Subianto (12,5%), Ganjar Pranowo (11,3%), Anies Baswedan (9,3%), Sandiaga Uno (8,3%), AHY (6,4%), Ridwan Kamil (5,9%), dan Khofifah Indar Parawansah (3,9%).

Arus Survei Indonesia melakukan survei nasional di 34 provinsi di Indonesia dengan metode penarikan sampel adalah Multistage Random Sampling. Jumlah responden yakni 1000 responden dengan margin of error +/- 3.10% pada tingkat kepercayaan 95%.

Pengambilan data survei pada 1-7 Mei 2021. Survei dilakukan dengan cara telesurvei, yaitu responden diwawancara melalui kontak telepon menggunakan kuesioner. Nomor telpon responden dalam survei ini didapat dari database survei tatap muka lembaga Arus Survei Indonesia dalam rentang tiga tahun terakhir, yakni sejak 2018 hingga 2020.

Kendali mutu survei adalah pewawancara minimal mahasiswa atau sederajat dan mendapatkan pelatihan (workshop) secara intensif di setiap pelaksanaan survei. Sementera validasi data sampel dilakukan dengan membandingkan karakteristik demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan populasi yang diperoleh melalui data sensus (BPS) terakhir. 

KEYWORD :

Arus Survei Indonesia Pilpres 2024 Prabowo Subianto Abdul Muhaimin Iskandar Gus AMI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :