Sabtu, 20/04/2024 22:50 WIB

BBPMSOH Kementan Raih Sertifikat Re-Akreditasi Laboratorium Referensi ASEAN

Sertifikat ini juga telah disetujui oleh seluruh negara anggota ASEAN dan disahkan dalam forum AMAF tahun 2020.

Kementan raih sertifikat re-akreditasi laboratorium referensi ASEAN. (Foto: Humas Ditjen PHK)

Jakarta, Jurnas.com - Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH), Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) berhasil menerima sertifikat reakreditasi sebagai laboratorium referensi untuk pengujian vaksin hewan di ASEAN.

Sertifikat ini secara simbolis disampaikan oleh Perwakilan Asean Secretariat, Pham Quang Minh kepada Delegasi Indonesia dalam Asean Sectoral Working Group on Livestock (ASWGL) ke-29 yang dilaksanakan secara virtual pada hari Kamis (20/5).

Sertifikat ini juga telah disetujui oleh seluruh negara anggota ASEAN dan disahkan dalam forum AMAF tahun 2020.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah menyambut baik capaian BBPMSOH yang merupakan unit pelaksana teknis di bawah Ditjen PKH.

Ia menilai sertifikat ini menjadi salah satu aset nasional dan menjadi laboratorium acuan dalam hal pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan. "Dengan adanya sertifikasi ini, harapannya dapat membuka lebih banyak peluang untuk dapat memasarkan produk vaksin Indonesia di wilayah ASEAN," ujar Nasrullah.

BBPMSOH sendiri memiliki tugas untuk memberikan pelayanan pengujian mutu dan sertifikasi obat hewan kepada masyarakat peternakan dan veteriner di bawah Ditjen PKH Kementan. Balai ini oleh negara lain dikenal sebagai National Veterinary Drug Assay Laboratory atau NVDAL.

Kepala BBPMSOH, Maidaswar menyampaikan, dengan ditunjuknya Balai yang ia pimpin sebagai laboratorium rujukan bagi negara anggota ASEAN, maka akan lebih mudah melakukan harmonisasi standard dan sertifikasi vaksin di ASEAN.

"Karena BBPMSOH sudah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan,” kata Maidaswar di sela-sela pertemuan ASWGL ke-29.

Lebih lanjut, Maidaswar menjelaskan bahwa keberhasilan ini membuktikan kontribusi besar Indonesia dalam hal penjaminan kesehatan hewan di wilayah ASEAN dengan 9 jenis pengujian vaksin hewan yang telah di reakreditasi ini.

Kesembilannya adalah, Newcastle Disease Vaccine(live); Newcastle Disease Vaccine (inactivated); Marek’s Disease Vaccine (live); Infectious Laryngotracheitis Vaccine (live); Infectious Bronchitis Vaccine (live); Infectious Bronchitis Vaccine (inactivated); Egg Drop Syndrome ’76 Vaccine (inactivated); Fowl Cholera Vaccine (inactivated); dan Haemophilus paragallinarum Vaccine (inactivated).

Di sisi lain, pertemuan Asean Sectoral Working Group on Livestock (ASWGL) ini merupakan wadah bagi 10 negara anggota ASEAN dalam membahas berbagai permasalahan di bidang peternakan dan kesehatan hewan.

ASWGL diselenggarakan oleh negara anggota ASEAN secara bergilir setiap tahun. Pada 2021, Malaysia menjadi tuan rumah penyelenggara pertemuan ASWGL ke-29. Indonesia sendiri telah mendapat giliran menjadi pimpinan ASWGL dan menjadi tuan rumah pertemuan ASWGL ke-27 pada tahun 2019 lalu.

Sebagai bentuk keseriusan Indonesia dalam mengikuti pertemuan Internasional ASWGL ini, para delegasi Indonesia dan pejabat terkait berkumpul bersama mengikuti pertemuan virtual ASWGL ke-29 di Hotel Solia Zigna Solo Jawa Tengah. Setiap delegasi baik dari Kementan maupun kementerian terkait telah siap dengan dokumen pendukung jika diperlukan.

"Kedepan, target Indonesia adalah membuat Regional Reference Centre (RRC) untuk bioinformatika. Inisiatif ini sedang disiapkan oleh BBVet Wates dan BBVet Subang sebagai focal point pertemuan ASEAN Laboratory Directors’ Forum (ALDF)," tutur Maidaswar.

KEYWORD :

BBPMSOH Kementan Sertifikat Re-Akreditasi Laboratorium ASEAN Ditjen PHK




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :