Sabtu, 20/04/2024 14:50 WIB

BKKBN Gandeng Danone Indonesia Percepat Penurunan Stunting

BKKBN mewujudkan kemitraan dengan sebanyak-banyaknya pihak melalui wadah 1000 Mitra Untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Logo Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (Foto: Supianto/ Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Mengawali kegiatannya pasca Idulfitri Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo melakukan audiensi secara virtual dengan PT. Danone Indonesia.

"Saya ucapkan terimakasih atas kepedulian Danone yang telah diberikan selama ini khususnya terkait stunting. Seperti kita ketahui, masalah kesehatan sampai saat ini masih menjadi masalah yang dominan dihadapi Indonesia tentunya pemerintah tidak bisa sendiri menghadapinya dan memerlukan dukungan berbagai pihak," kata Hasto, Senin (17/5).

Dokter menyampaikan, penurunan prevelansi stunting merupakan pilar utama bagi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas di masa depan. Karena itu, misi ini perlu melibatkan pihak-pihak di luar pemerintah.

Sebagai infomasi, BKKBN mewujudkan kemitraan dengan sebanyak-banyaknya pihak melalui wadah 1000 Mitra Untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Vera Galuh Sugijanto VP General Secretary Danone Indonesia menjelaskan, Danone sebagai perusahan global, selain agenda bisnis terkait ekonomi juga memiliki tujuan untuk kesehatan yakni percepatan pencapaian SDGs.

"Sudah sejak tahun 2017 kita telah melakukan kolaborasi dengan lintas sektor seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Desa dan Pemerintah daerah seperti Jawa Barat," jelas Galuh Sugijanto.

Menurut Galuh, terkait pencegahan stunting Danone Indonesia telah berkontribusi melalui beberapa program seperti, Aksi cegah stunting; isi piringku (edukasi gizi seimbang dan parenting); WASH (Water Acces Sanitation Hygiene); Gesid (generasi Sehat Indonesia)..

Akses gizi khusus merupakan aksi cegah stunting melalui penguatan sistem rujukan berjenjang di posyandu, puskesmas dan RS untuk sedini mungkin dapat melakukan screening dan tatalaksana yang tepat pada anak dengan kondisi yang berkontribusi besar terhadap angka stunting yaitu faltering growth, gizi kurang dan buruk, pelatihan kapasitas tenaga kesehatan, akses terhadap pangan olahan, edukasi dan sanitasi

"Saya berharap dengan adanya tantangan pandemi ini kita bisa melakukan program-program untuk masyarakat melalui kolaborasi dengan banyak pihak khususnya untuk menangani stunting, bisa lebih bersinergi dengan BKKBN untuk pencegahan stunting untuk menuju Indonesia sehat, merealisasikan kerjasama yang bisa diperkuat dengan nota kesepahaman," sambungnya.

Terkait rencana kerjasama dengan Danone, Hasto Wardoyo menyampaikan dua hal yang diharapkan bisa dilakukan. “Kalau dimungkinkan Danone dan BKKBN bisa mengambil by name by address baduta (anak usia bawah dua tahun) yang stunting untuk menjadi ibu asuh atau bapak asuh, karena baduta masih bisa diberikan intervensi terkait kondisinya," jelasnya.

"Kemudian kerjasama yang lain adalah melalui kampanye bersama pencegahan stunting seperti kampanye terkait pola perubahan perilaku seperti pola makan sehat," sambungnya.

Menindaklanjuti audiensi BKKBN dan Danone Indonesia akan segera dilakukan pertemuan teknis untuk menyusun nota kesepahaman bersama sehingga bisa mewujudkan kerjasama melalui berbagai program untuk mendukung percepatan penurunan prevalensi stunting, yang bisa terlaksana hingga ke daerah.

KEYWORD :

BKKBN Hasto Wardoyo Stunting Danone




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :