Jum'at, 19/04/2024 05:37 WIB

Ancol Membludak, Ziarah Kubur Dilarang, Gus AMI: DKI Jakarta Bisa Seperti India

gelombang

Abdul Muhaimin Iskandar (Gus AMI), Wakil Ketua DPR-RI / Ketua Umum DPP PKB

Ancol Membludak, Ziarah Kubur Dilarang, Gus AMI: DKI Jakarta Bisa Seperti India

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua DPR bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar alias Gus AMI tampak miris atas kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang membuka objek wisata Pantai Ancol.

Akibat kebijalan Pemprov DKI pimpinan Gubernur Anies Baswedan itu, sedikitnya 39.000 orang wisatawan memadati Pantai Ancol pada Jumat (14/5/2021).

Kerumunan wisatawan di Ancol ini pun menjadi tranding twitter dan dikhawatirkan bakal memicu terjadinya klaster baru penyebaran Covid-19.

Banyak warganet yang membandingkan kerumunan kunjungan wisatawan yang mandi di Pantai Ancol, mirip dengan yang dilakukan warga India saat melakukan ritual mandi di Sungai Gangga yang diduga menjadi pemicu terjadinya gelombang "tsunami" Covid-19.

Warganet semakin geram lantaran di satu sisi Pemprov DKI membuka Pantai Ancol untuk umum pada hari kedua Lebaran, namun di sisi lain mengeluarkan kebijakan larangan ziarah kubur.

Wakil Ketua DPR bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar meminta Pemprov DKI lebih bijak dalam membuat sebuah kebijakan.

Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai kebijakan membuka Pantai Ancol, jelas menimbulkan kerumunan yang sulit dikendalikan.

"Bagaimana orang mandi di pantai bisa menerapkan protokol kesehatan? Pakai masker juga tidak mungkin. Mau jaga jarak juga bagaimana caranya? Lihat saja berbagai gambar kerumunan yang terjadi di Ancol pada Jumat kemarin," ujar Gus AMI- sapaan akrab Abdul Muhaimin Iskandar, Sabtu (15/5/2021).

Gus AMI yang juga Ketua Tim Pengawasan Penanganan Bencana Covid-19 DPR ini meminta agar Pemprov DKI tidak membuat standar ganda dalam sebuah kebijakan.

"Di satu sisi ziarah kubur yang menjadi ritual umat muslim saat Lebaran dilarang dengan alasan mencegah penularan Covid-19 karena terjadi kerumunan massa, namun disisi lain wisata Ancol dibuka," ungkapnya.

"Kalau pun hari ini akhirnya ditutup, ya saya rasa terlambat. Dan jangan penutupan sementara untuk hari ini saja. Keselamatan rakyat harus diprioritaskan. Jangan membuat kebijakan yang justru mengorbankan rakyat. Jangan sampai apa yang terjadi di India, terjadi pula di Indonesia akibat sebuah kebijakan yang tidak tepat," tambah Gus AMI.

Diketahui, pada hari kedua Lebaran, jumlah kunjungan ke Pantai Ancol membludak hingga tembus 39.000-an pengunjung. Mereka terlihat asyik mandi di pantai tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Hal ini dikhawatirkan bakal menjadi penyebab klaster baru penularan Covid-19.

KEYWORD :

Abdul Muhaimin Iskandar Gus AMI Ancol Covid-19 PKB




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :