Kamis, 25/04/2024 15:12 WIB

DPR: Waspada Kapal Perang China Kumpulkan Data laut Indonesia

Pemerintah khususnya Kementerian Pertahanan (Kemhan), TNI, Badan Intelijen Strategis (BAIS) dan

Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta. (Foto: Dok. Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah khususnya Kementerian Pertahanan (Kemhan), TNI, Badan Intelijen Strategis (BAIS) dan "stakeholder" terkait harus mewaspadai tujuan di balik kapal-kapal perang China yang masuk Indonesia beberapa waktu terakhir.

Hal itu sebagaimana diutarakan anggota Komisi I DPR RI, Sukamta dalam keterangan resminya, Rabu (12/5).

Menurutnya, beberapa kejadian yang relevan terkait keamanan dan data laut Indonesia membuat kewaspadaan harus ditingkatkan dalam situasi apapun.

"Beberapa kali kita menemukan sea glider yang di duga milik China tanpa izin diduga sedang mengumpulkan data laut Indonesia. Ini hanya beberapa yang ketahuan yang tidak ketahuan bisa jadi lebih banyak," kata Sukamta.

Dia menilai, setiap pergerakan militer asing harus diwaspadai termasuk ketika operasi kemanusiaan, termasuk bantuan Angkatan Laut China kepada Indonesia dalam penanganan KRI Nanggala-402.

Sukamta mencontohkan dua kapal milik China yaitu Xing Dao-863 dan Ocean Tug Nantuo-185 merupakan kapal penyelamat dan pengangkat kapal sehingga tepat ketika membantu pengangkatan Nanggala 402.

Kendati begitu, menurut dia, kapal Scientific Salvage Tan Suo 2 merupakan kapal penelitian ilmiah yang beroperasi di bawah Institut Sains dan Teknik Laut Dalam dari Akademi Ilmu Pengetahuan Cina sehingga patut diwaspadai.

"Kapal tersebut bisa menjalankan tugas ganda yaitu membantu pengangkatan Nanggala 402 sekaligus mengumpulkan data tentang laut Indonesia," ujarnya.

Dia juga memberikan catatan terkait dengan adanya latihan kapal perang bersama antara TNI Angkatan Laut Indonesia dengan angkatan Laut China.

Menurut dia, latihan bersama merupakan hal penting untuk saling memahami dan komunikasi antar-negara namun dirinya memberi catatan apakah latihan kapal perang tersebut akan memberikan pemahaman ketika kelak masing-masing pihak bertugas menjaga perbatasan wilayah laut negara.

"Atau latihan tersebut membuka peluang pengumpulan data-data tentang laut dan kekuatan alutsista Angkatan Laut Indonesia?" katanya.

Selain itu menurut dia, beberapa pekan terakhir, kapal-kapal perang China berdatangan ke Indonesia di tengah memanasnya hubungan China dengan Amerika Serikat dan sekutunya yaitu Australia, tentu memiliki maksud politik.

Sukamta menjelaskan, muncul dugaan bahwa kapal Australia sengaja meninggalkan KRI Nanggala 402 lebih awal karena tidak ingin berkonfrontasi langsung atau diketahui data-data kapal perang yang Australia gunakan.

"Aktivitas kapal perang China di wilayah Indonesia tentu memberikan kesan dunia internasional tentang posisi Indonesia. Indonesia harus bersikap bebas aktif, jangan sampai terseret dalam konflik AS dengan China," katanya.

Politisi PKS itu meminta pemerintah Indonesia khususnya TNI untuk memastikan keamanan data laut Indonesia dan tidak turut terperangkap dalam konflik di Laut China Selatan.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi I DPR PKS Sukamta Kapal Perang China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :