Jum'at, 26/04/2024 14:10 WIB

Bangladesh Deteksi Kasus Pertama Varian COVID India

Varian bernama B1617 ini telah menjangkau setidaknya 17 negara, dari Inggris dan Iran hingga Swiss, yang memicu kekhawatiran global.

Pengungsi Rohingya duduk di bangku kayu kapal angkatan laut dalam perjalanan ke pulau Bhasan Char di distrik Noakhali, Bangladesh. (Foto: Reuters)

Dhaka, Jurnas.com - Bangladesh mendeteksi kasus pertama dari varian COVID yang sangat menular yang pertama kali diidentifikasi di India, beberapa minggu setelah menutup perbatasannya dengan tetangganya.

Direktur Jenderal Direktorat Kesehatan Bangladesh, Nasima Sultana, mengatakan kepada wartawan, enam kasus varian India telah terdeteksi di Bangladesh.

"Dua kasus dipastikan dari varian India, dan yang lainnya cukup dekat dengannya," kata Sultana, menambahkan bahwa mereka semua baru-baru ini kembali dari negara tetangga India dan diisolasi.

"Varian India sangat menular dan orang harus berhati-hati dan secara ketat mengikuti pedoman kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak fisik, dan mencuci tangan," sambungnya.

Varian bernama B1617 itu telah menjangkau setidaknya 17 negara, dari Inggris dan Iran hingga Swiss, yang memicu kekhawatiran global.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeskripsikannya sebagai "variant of interest". Varian ini menunjukkan kemungkinan mutasi yang akan membuat virus lebih mudah menular, menyebabkan penyakit lebih parah atau menghindari kekebalan vaksin.

India, yang sedang memerangi gelombang kedua virus korona yang menghancurkan rumah sakit, kamar mayat, dan krematorium, pada hari Sabtu melaporkan jumlah kematian COVID-19 tertinggi dalam satu hari.

Akhir April, Bangladesh menutup perbatasannya dengan India selama 14 hari, meskipun perdagangan akan terus berlanjut. Perjalanan udara telah ditangguhkan sejak 14 April, ketika Bangladesh memberlakukan penguncian yang ketat selama seminggu. Sejak itu, penguncian longgar telah diberlakukan hingga 16 Mei.

Gelombang kedua Bangladesh mencapai puncaknya sekitar sebulan lalu. Sejak itu, infeksi harian telah menurun, dengan 1.285 kasus baru dilaporkan pada hari Sabtu serta 45 kematian.

Total kasus mencapai 772.127, dengan 11.878 kematian.

Regulator obat Bangladesh telah menyetujui vaksin Sinopharm China dan Sputnik V Rusia untuk penggunaan darurat melawan COVID-19, setelah India menghentikan ekspor suntikan AstraZeneca sebagai tanggapan atas rekor lonjakan infeksi dalam negeri. (Reuters)

KEYWORD :

Bangladesh Varian COVID India B1617




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :