
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, sekitar 20 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2017 akan ditujukan untuk membayar utang pemerintah yang mencapai Rp 500 triliun.
Bengkaknya utang itu, kata Jusuf Kalla, karena terjadi akumulasi bunga utang dan pemberian subsidi yang berlebihan pada masa pemerintahan sebelumnya. Sedangkan sisi lainnya, pemasukan pajak tahun 2016 tidak mencapai target sementara pembangunan harus terus berjalan. "Utang negara sampai dengan bulan Agustus (2016) itu sudah kurang lebih Rp3.400 triliun. Cukup besar memang pertumbuhannya di dua tahun terakhir dan memang juga tinggi akibat anggaran kita besar. Kemudian pemasukan pajak agak tidak dicapai target, sedangkan proyek berjalan," kata Jusuf Kalla. Dengan kondisi utang itu, secara tidak langsung Jusuf Kalla mengatakan bahwa pemerintahan lalu turut andil dalam besarnya utang yang harus dibayar dan dibebankan kepada pemerintahan saat ini. "Utang ini akumulasi selama puluhan tahun, defisit juga seperti itu. Salah satu yang menyebabkan banyak defisit karena subsidi tinggi sebelum-sebelumnya," ujarnya.Baca juga :
JK: Di Era AI, Murid Bisa Lebih Pintar dari Guru
JK: Di Era AI, Murid Bisa Lebih Pintar dari Guru
Utang Indonesia Jusuf Kalla