Sabtu, 27/04/2024 05:38 WIB

Rusia Tuntut Permintaan Maaf Amerika Serikat

Negeri Paman Sam menyatakan, sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia atas dugaan peretasan dan dugaan campur tangan dalam Pemilihan Presiden AS 2020.

Vladimir Putin (Foto: Jurnas/VoA)

Moskow, Jurnas.com -  Rusia menginginkan permintaan maaf dari Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Joe Biden mengatakan Vladimir Putin pembunuh dan mungkin akan membalas Washington kecuali jika meminta maaf.

Dalam wawancara ABC News yang disiarkan sehari sebelumnya, Biden mengatakan, "iya" ketika ditanya apakah dia yakin presiden Rusia itu seorang pembunuh.

Dia juga menggambarkan Putin tidak memiliki jiwa, dan berjanji akan membayar harga atas dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2020, sesuatu yang dibantah Kremlin.

Dalam langkah yang sangat tidak biasa setelah wawancara Biden, Rusia pada Rabu mengatakan akan memanggil duta besarnya untuk Amerika Serikat untuk konsultasi mendesak mengenai masa depan hubungan AS-Rusia.

Konstantin Kosachyov, wakil ketua majelis tinggi parlemen, mengatakan komentar Biden tidak dapat diterima, pasti akan mengobarkan hubungan buruk, dan mengakhiri harapan di Moskow akan perubahan kebijakan AS di bawah pemerintahan AS yang baru.

Dia mengatakan penarikan kembali duta besar Moskow adalah satu-satunya langkah yang masuk akal untuk diambil dalam situasi tersebut.

"Saya menduga ini bukan yang terakhir jika tidak ada penjelasan atau permintaan maaf dari pihak Amerika," kata Kosachyov dalam sebuah posting Facebook.

"Penilaian semacam ini tidak diperbolehkan dari mulut seorang negarawan dengan pangkat seperti itu. Pernyataan semacam ini tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun," tambah dia menyebutnya sebagai momen penting dalam hubungan AS-Rusia.

Kremlin belum menanggapi secara terbuka komentar Biden, tetapi kemungkinan akan melakukannya pada Kamis malam.

Artur Chilingarov, seorang anggota parlemen pro-Kremlin di majelis rendah parlemen, menyerukan "reaksi keras" dari Moskow dalam komentar yang dibuat untuk stasiun radio Ekho Moskvy Rusia.

Hubungan Rusia dengan Barat, yang sudah merana di posisi terendah pasca-Perang Dingin sejak 2014, telah mendapat tekanan baru atas pemenjaraan kritikus Kremlin Alexei Navalny yang dituntut kebebasannya oleh Rusia.

Rusia menolak tuntutan pembebasan Navalny oleh negara Barat sebagai campur tangan yang tidak bisa diterima dalam urusan dalam negerinya.

Negeri Paman Sam menyatakan, sedang mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia atas dugaan peretasan dan dugaan campur tangan dalam Pemilihan Presiden AS 2020.

Biden mengatakan kepada ABC News, "Anda akan segera melihatnya" ketika ditanya konsekuensi apa yang akan dihadapi Rusia atas dugaan perilakunya tersebut.

KEYWORD :

Rusia Amerika Serikat Joe Biden Vladmir Putin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :