Sabtu, 20/04/2024 04:47 WIB

DPR Minta Pemerintah Dengar Keluhan Petani Garam

Pemerintah harus sering-sering bertemu petani garam. Hal itu menyusul rencana pemerintah  yang ingin melakukan impor garam pada tahun ini.

Anggota Komisi IV DPR RI dari F-PKS, Andi Akmal Pasluddin

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah harus sering-sering bertemu petani garam. Hal itu menyusul rencana pemerintah  yang ingin melakukan impor garam pada tahun ini.           

"Sering-seringlah mereka itu ketemu petani garam. Kasih support yang baik, ajak dialog dan kasih solusi. Ini kok malah bikin menjerit para petani secara spontan dan membuat kaget banyak pihak," kata anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin di Jakarta, Rabu (17/3).

Politisi PKS ini mengaku mendapat banyak sekali keluhan dan curhatan dari petani-petani garam rakyat di berbagai daerah. 

Andi merasakan psikologis para petani garam tersebut, apalagi dirinya juga besar dilingkungan pantai di Bone Sulawesi Selatan yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan dan menggantungkan kehidupannya dari laut.

Andi mengatakan, persoalan garam ini terutama garam industri, mirip-mirip dengan persoalan beras. Tiap tahun tidak ada penyelesaian. Setiap tahun selalu memunculkan polemik. Padahal, semua pihak sudah memahami bahwa kebutuhan bangsa kita akan garam pada kendala kualitas untuk memenuhi kebutuhan industri. 

Sementara terkait ketersediaan garam nasional kita, sambung Akmal, sangat cukup untuk memenuhi itu semua kebutuhan baik Industri maupun konsumsi bahkan berlebih jika pengelolaannya baik.

"Saya sejak masuk DPR 2014, sudah berteriak-teriak kepada pemerintah untuk menyelesaikan persoalan impor garam ini. Kini regulasi semakin longgar dengan adanya UU Cipta Kerja, dimana impor legal sebagai istilah kedaulatan.  Kini kedaulatan komoditas kita sudah benar-benar melenceng dari arti sesungguhnya," terang Akmal.

Legislator daerah pemilihan Sulawesi Selatan II ini mendapat laporan dari beberapa petani terkait beratnya kehidupan petani garam karena harga garam semakin merosot. 

Pembinaan pemerintah selama ini tidak mampu mengentaskan persoalan yang dihadapi petani garam. Bahkan harga garam yang sempat Rp.125.000 per sak, kini sudah merosot tajam hingga Rp. 15.000, per sak.

"Garam di rakyat saat ini masih banyak yang belum terserap. Kalau impor diteruskan, ini sama saja menenggelamkan kehidupan petani garam secara pelan-pelan. Petani Garam saat ini sangat membutuhkan keberadaan pemerintah untuk menolong kehidupannya, bukan keberadaan yang semakin mengkerdilkan mata pencahariannya dengan impor yang tidak seharusnya dilakukan," terangnya.

"Impor ini jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan garam industri, tanpa memikirkan keberadaan garam rakyat yang mestinya ditingkatkan levelnya sehingga memenuhi syarat kebutuhan Industri," pungkas Andi.

KEYWORD :

Warta DPR Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin PKS Petani Garam




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :