Jum'at, 19/04/2024 21:39 WIB

Ekspor China Meroket 60,6 Persen Sejak COVID-19 Melanda

Eskspor melonjak 60,6 persen per tahun di periode Januari hingga Februari, jauh di atas ekspektasi analis, sementara impor naik 22,2 persen.

Menteri Kesehatan China mengumumkan sudah tidak ada lagi pasien positif Covid-19 yang dirawat di RS Wuhan. Foto: financialexpress

Beijing, Jurnas.com - Pertumbuhan ekspor China melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua dekade. Meksipun impornya juga ikut melonjak tajam seiring pandemi Covid-19 yang sempat membuat aktivitas ekspor-impor hampir terhenti.

Ekspor elektronik dan tekstil seperti masker berkontribusi pada lonjakan ekspor tersebut. Ini dipicu permintaan pasokan kerja dari rumah dan alat pelindung terhadap wabah virus melonjak selama pandemi.

Dilansir dari AFP, data resmi pada Minggu (7/3) menunjukkan, eskspor melonjak 60,6 persen per tahun di periode Januari hingga Februari, jauh di atas ekspektasi analis, sementara impor naik 22,2 persen.

Angka bea cukai terbaru sangat kontras dengan penurunan ekspor tahun lalu sekitar 17 persen dan penurunan impor 4 persen.

Negeri yang berujuluk Tirai Bambu ini berjuang untuk menahan penyebaran COVID-19 sejak dini, dengan konsumen yang tinggal di rumah dan bisnis melihat pengembalian operasi yang lambat.

Administrasi bea cukai mengatakan perbandingan dengan tahun lalu juga kemungkinan telah mendukung angka terbaru, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa basis yang rendah adalah salah satu alasan untuk peningkatan yang lebih besar tahun ini.

Pada Minggu, data resmi menunjukkan bahwa ekspor elektronik naik 54,1 persen, sementara tekstil termasuk masker naik 50,2 persen. Surplus perdagangan China secara keseluruhan mencapai US $ 103,3 miliar, kata administrasi bea cukai.

Otoritas China mulai menggabungkan data perdagangan Januari dan Februari tahun lalu, sembari memerangi wabah COVID-19.

Hal ini sejalan dengan bagaimana beberapa indikator lain dirilis, untuk mengurangi distorsi dari liburan Tahun Baru Imlek, yang dapat jatuh di bulan mana pun.

"Data perdagangan luar negeri China tetap kuat meskipun off-season," otoritas bea cukai mengatakan Minggu.

Perdagangan juga tinggi karena pemulihan produksi dan konsumsi di negara-negara besar seperti Eropa dan Amerika Serikat di tengah pandemi virus corona, serta perbaikan konsumsi domestik.

Meskipun aktivitas bisnis biasanya turun selama periode Tahun Baru Imlek ketika pekerja kembali ke kampung halaman mereka, himbauan resmi untuk menghindari bepergian tahun ini untuk menjaga agar wabah COVID-19 tetap terkendali untuk mendukung produksi, tambah administrasi bea cukai.

"Banyak perusahaan di provinsi perdagangan luar negeri utama seperti Guangdong dan Zhejiang mempertahankan produksi selama Tahun Baru Imlek. Permintaan pasar diperkirakan akan pulih lebih lanjut," ujar dia.

Beberapa perusahaan juga telah menimbun barang seperti sirkuit terintegrasi, bijih besi, dan impor minyak mentah. Namun pihak berwenang memperingatkan, mengingat ketidakpastian global, ada jalan panjang menuju pertumbuhan yang stabil dalam perdagangan luar negeri.

KEYWORD :

Ekspor China Pandemi COVID-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :