Rabu, 24/04/2024 06:59 WIB

Militer Myanmar Gunakan TikTok Ancam Demonstran

Satu video dari akhir Februari yang ditinjau oleh Reuters menunjukkan seorang pria berseragam tentara mengarahkan senapan serbu ke kamera dan berbicara kepada pengunjuk rasa.

Kebijakan baru Tiktok peduli keselamatan Mental Anak. (Foto: bbc.co.uk)

Yangon, Jurnas.com - Tentara dan polisi Myanmar yang bersenjata menggunakan TikTok untuk menyampaikan ancaman pembunuhan kepada pengunjuk rasa terhadap kudeta bulan lalu.

Kelompok hak digital Myanmar ICT for Development (MIDO) mengatakan menemukan lebih dari 800 video promiliter yang mengancam pengunjuk rasa pada saat pertumpahan darah meningkat. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat, 38 pengunjuk rasa tewas pada Rabu (3/3).

"Ini hanya puncak gunung es," kata direktur eksekutif MIDO Htaike Htaike Aung, yang mencatat bahwa ada ratusan video tentara dan polisi berseragam di aplikasi.

Satu video dari akhir Februari yang ditinjau oleh Reuters menunjukkan seorang pria berseragam tentara mengarahkan senapan serbu ke kamera dan berbicara kepada pengunjuk rasa.

"Saya akan berpatroli di seluruh kota malam ini dan saya akan menembak siapa pun yang saya lihat ... Jika Anda ingin menjadi martir, saya akan memenuhi keinginan Anda," kata pria itu.

Reuters tidak dapat menghubunginya atau pria berseragam lainnya yang muncul di video TikTok atau untuk memverifikasi bahwa mereka berada di angkatan bersenjata.

TikTok adalah platform media sosial terbaru yang mengalami perkembangan konten yang mengancam atau ujaran kebencian di Myanmar.

"Kami memiliki Pedoman Komunitas yang jelas yang menyatakan kami tidak mengizinkan konten yang menghasut kekerasan atau informasi yang salah yang menyebabkan kerugian ... Terkait dengan Myanmar, kami telah dan terus segera menghapus semua konten yang memicu kekerasan atau menyebarkan informasi yang salah, dan secara agresif memantau untuk menghapus konten apa pun yang melanggar pedoman kami," kat TikTok dalam sebuah pernyataan.

"Kebijakan TikTok melarang menampilkan senjata kecuali berada di lingkungan yang aman," sambung dia.

Reuters meninjau lebih dari puluhan video di mana pria berseragam, terkadang mengacungkan senjata, mengancam akan melukai pengunjuk rasa yang menyerukan pembatalan kudeta dan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Beberapa video dilihat puluhan ribu kali. Yang ditinjau oleh Reuters dihapus minggu ini. Beberapa menggunakan tagar yang berkaitan dengan selebriti AS.

Sudah berkembang pesat di Myanmar, TikTok mengalami peningkatan unduhan yang kuat setelah militer melarang Facebook bulan lalu. Itu ada di 20 aplikasi yang paling banyak diunduh di Myanmar, menurut data industri.

Facebook, yang tetap populer di Myanmar meskipun ada larangan, telah memperketat pengawasan kontennya sejak dituduh membantu mengipasi kekejaman terhadap minoritas Muslim Rohingya pada tahun 2017.

Peneliti seperti Htaike mengatakan mereka yakin militer sekarang berusaha untuk mengembangkan kehadirannya di platform lain.

KEYWORD :

Militer Myanmar Aung San Suu Kyi TikTok Facebook




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :