Sabtu, 20/04/2024 08:57 WIB

Duta Besar: Situasi Myanmar Bukanlah yang Ingin Dilihat China

Sekutu tradisional angkatan bersenjata Myanmar seperti China dan Rusia sebelumnya telah menolak protes internasional atas kudeta tersebut, menyebutnya campur tangan dalam urusan dalam negeri negara itu.

Aung San Suu Kyi (Foto: Reuters)

Beijing, Jurnas.com - Kudeta dan kerusuhan militer di Myanmar sama sekali bukanlah yang ingin dilihat China. Demikian kata duta besar China untuk negara Asia Tenggara itu dalam sambutannya yang diterbitkan pada Selasa (16/2).

Disadur dari AFP, komentar utusan Chen Hai muncul ketika protes antikudeta meningkat di Myanmar dan militer meningkatkan upaya untuk membungkam oposisi, dengan ratusan orang ditangkap sejak perebutan kekuasaan pada 1 Februari.

"Kami melihat perselisihan domestik Myanmar mengenai pemilu untuk beberapa waktu, tetapi kami tidak diberitahu sebelumnya tentang perubahan politik," kata Chen dalam komentar yang dirilis di situs web kedutaan besar China di Myanmar.

Sekutu tradisional angkatan bersenjata Myanmar seperti China dan Rusia sebelumnya telah menolak protes internasional atas kudeta tersebut, menyebutnya campur tangan dalam urusan dalam negeri negara itu.

Media pemerintah China sebelumnya menggambarkan kudeta dan penahanan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi sebagai perombakan besar Kabinet, mengeluarkan eufemisme untuk menghindari pelabelan situasi sebagai kudeta.

Namun dalam sambutannya yang diterbitkan Selasa, Chen mengatakan, "Perkembangan saat ini di Myanmar sama sekali bukan apa yang ingin dilihat China."

Dia menambahkan, China berharap semua pihak dapat menangani perbedaan dengan baik, menjaga stabilitas politik dan sosial.

Chen mengatakan, pernyataan pers Dewan Keamanan PBB baru-baru ini yang menyerukan rekonsiliasi dan pembebasan segera semua yang ditahan mencerminkan posisi bersama komunitas internasional, termasuk China.

Militer membenarkan perebutan kekuasaannya dengan menuduh kecurangan pemilih yang meluas dalam pemilihan November yang dimenangkan oleh partai Aung San Suu Kyi.

Dalam dua minggu sejak para jenderal menggulingkan Aung San Suu Kyi dan menempatkan pemimpin sipil itu dalam tahanan rumah di ibu kota administratif Naypyidaw, kota-kota besar dan komunitas desa yang terisolasi sama-sama melakukan pemberontakan terbuka.

KEYWORD :

Militer Myanmar Aung San Suu Kyi China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :