Jum'at, 26/04/2024 06:56 WIB

Meksi Diprotes, Bangladesh Tetap Pindahkan 4.000 Muslim Rohingya ke Pulau Terpencil

Bangladesh mengatakan relokasi tersebut bersifat sukarela, tetapi beberapa dari kelompok pertama yang dipindahkan mengaku dipaksa.

Etnis Rohingya. (Foto: Press TV)

Dhaka, Jurnas.com - Bangladesh memindahkan 3.000-4.000 lebih pengungsi Muslim Rohingya ke pulau terpencil di Teluk Benggala selama dua hari ke depan, meskipun ada kekhawatiran tentang risiko badai dan banjir yang menghantam situs tersebut.

Dhaka merelokasi sekitar 7.000 orang ke pulau Bhasan Char sejak awal Desember dari kamp perbatasan di negara tetangga Myanmar yang mayoritas beragama Buddha. Lebih dari satu juta pengungsi tinggal di gubuk yang bertengger di lereng bukit yang hancur.

"Para pengungsi Rohingya akan dipindahkan ke Bhasan Char dengan kapal pada Senin (15/2) dan Selasa (16/2)," kata Komodor Angkatan Laut Bangladesh, Rashed Sattar dari pulau itu.

Disadur dari Reuters, Bangladesh mengatakan, relokasi tersebut bersifat sukarela, tetapi beberapa dari kelompok pertama yang dipindahkan ke pulau tersebut mengaku dipaksa.

Pemerintah telah menepis kekhawatiran keamanan di pulau itu, dengan alasan pembangunan pertahanan banjir serta perumahan untuk 100.000 orang, rumah sakit dan pusat topan.

Ia juga mengatakan kepadatan yang berlebihan di kamp-kamp pengungsi memicu kejahatan.

Begitu mereka tiba di Bhasan Char, Rohingya, kelompok minoritas yang melarikan diri dari kekerasan, tidak diizinkan meninggalkan pulau itu, yang berjarak beberapa jam perjalanan dari pelabuhan selatan Chittagong.

Bangladesh telah menuai kecaman karena keengganan untuk berkonsultasi dengan badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan bantuan lainnya atas transfer tersebut.

Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk Pengungsi mengatakan badan tersebut belum diizinkan untuk mengevaluasi keselamatan dan keberlanjutan kehidupan di pulau itu.

"Proses pemindahan Rohingya akan berlanjut mereka pergi ke sana dengan bahagia untuk kehidupan yang lebih baik," kata Mohammad Shamsud Douza, wakil pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi, melalui telepon dari Cox`s Bazar di tenggara Bangladesh.

"Prioritas utama kami adalah memulangkan mereka ke tanah air dengan cara yang bermartabat dan berkelanjutan," kata dia.

Bangladesh telah meminta Myanmar untuk melanjutkan proses repatriasi sukarela pengungsi Rohingya yang terhenti, karena tekanan internasional meningkat pada para pemimpin militer menyusul kudeta, yang mengurangi harapan para pengungsi untuk kembali ke rumah.

"Saya tidak melihat masa depan bagi kami," kata pengungsi berusia 42 tahun, yang memilih untuk pindah pulau. "Sedikit harapan yang kami miliki untuk kembali ke tanah air kami hancur setelah kudeta."

KEYWORD :

muslim rohingya bangladesh teluk benggala




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :