Rabu, 24/04/2024 08:37 WIB

AS Terganggu Laporan Perkosaan Muslim Uighur di China

Beberapa mantan tahanan dan seorang penjaga mengatakan kepada BBC bahwa mereka mengalami atau melihat bukti dari sistem pemerkosaan massal, pelecehan seksual dan penyiksaan yang terorganisir.

Menara pengawas di fasilitas keamanan tinggi dekat kamp yang diduga pendidikan ulang bagi etnis minoritas Muslim di luar Hotan di wilayah Xinjiang, China. (Foto: Greg Baker/AFP)

Washington, Jurnas.com - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan, sangat terganggu oleh laporan pemerkosaan sistematis dan pelecehan seksual terhadap wanita Muslim Uighur di Xinjiang, China.

Laporan BBC pada Rabu pagi mengatakan wanita di kamp menjadi sasaran pemerkosaan, pelecehan seksual dan penyiksaan.

Dilansir dari Reuters, penyiar Inggris itu mengatakan beberapa mantan tahanan dan seorang penjaga mengatakan kepada BBC bahwa mereka mengalami atau melihat bukti dari sistem pemerkosaan massal, pelecehan seksual dan penyiksaan yang terorganisir.

"Kami sangat terganggu oleh laporan, termasuk kesaksian langsung, pemerkosaan sistematis dan pelecehan seksual terhadap wanita di kamp-kamp interniran untuk etnis Uighur dan Muslim lainnya di Xinjiang," kata juru bicara departemen tersebut pada Rabu (3/2).

Juru bicara itu menegaskan tudingan AS bahwa China telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida di Xinjiang. "Kekejaman ini mengejutkan hati nurani dan harus dihadapi dengan konsekuensi serius," kata dia.

Pejabat itu mengatakan China harus mengizinkan penyelidikan segera dan independen oleh pengamat internasional atas tuduhan pemerkosaan di samping kekejaman lain yang dilakukan di Xinjiang

Beijing membantah tuduhan pelecehan di Xinjiang, dan mengatakan kompleks yang didirikannya di wilayah tersebut menyediakan pelatihan kejuruan untuk membantu membasmi ekstremisme dan separatisme Islam. "Mereka yang berada di fasilitas itu sejak lulus," katanya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan laporan BBC sepenuhnya tanpa dasar faktual dan menuduh bahwa orang-orang yang diwawancarai telah "terbukti berkali-kali" sebagai "pelaku yang menyebarkan informasi palsu.

Pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, yang mulai menjabat pada 20 Januari, telah mendukung tekad yang dibuat sehari sebelumnya oleh pemerintahan Trump yang akan keluar bahwa China telah melakukan genosida di Xinjiang.

Tahun lalu, sebuah laporan oleh seorang peneliti Jerman yang diterbitkan oleh sebuah wadah pemikir Washington menuduh China menggunakan sterilisasi paksa, aborsi paksa, dan keluarga berencana yang memaksa terhadap minoritas Muslim.

KEYWORD :

Amerika Serikat Muslim Uighur China Pemerkosaan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :