Selasa, 01/07/2025 06:53 WIB

Menlu Retno Minta MIKTA Antisipasi Ancaman Nasionalisme Vaksin

Ekonomi digital diyakini salah satu industri yang memiliki resiliensi tinggi pada masa pandemi ini.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi saat konferensi pers Kedatangan Vaksin COVID-19 di Jakarta, Senin 7 Desember 2020. (Foto: Tangkap Layar/ Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi  mengatakan, MIKTA perlu mendorong keterjangkauan dan aksesibilitas vaksin secara global. Hal itu disampaikan pada Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri (PTM) MIKTA ke-18 yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu (3/2).

Menlu Retno mengatakan, MIKTA perlu mengantisipasi ancaman nasionalisme vaksin dan proteksionisme vaksin dengan memastikan akses yang adil terhadap vaksin bagi seluruh negara di dunia, terutama bagi negara berkembang.

"Hal ini dapat dilakukan dengan mendukung keberlangsungan COVAX, sebagai satu-satunya platform multilateral untuk memastikan keseteraan akses terhadap vaksin," ujar Menlu Retno.

Selain itu, Menlu Retno juga meminta MIKTA untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi kreatif dan ekonomi digital. Ekonomi digital diyakini salah satu industri yang memiliki resiliensi tinggi pada masa pandemi ini.

"Pandemi COVID-19 telah membawa bencana bagi industri ekonomi kreatif, maka MIKTA perlu menemukan cara untuk dapat menghidupkan kembali sektor tersebut tanpa mengorbankan kesehatan masyarakat," ujar dia.

Ekonomi digital merupakan salah satu industri yang memiliki resiliensi tinggi pada masa pandemi ini. Perpaduan ekonomi digital dan ekonomi kreatif dapat menjadi kunci dari keberlangsungan keduanya.

Menlu Retno juga menekankan pentingnya upaya pencapaian hasil konkret dari kegiatan MIKTA. Menurut dia, Hasil nyata dan konkret akan dapat meminimalisir jarak antara penyusunan kebijakan oleh Pemerintah dengan dampak langsung di tingkat akar rumput.

MIKTA yang beranggotakan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia terus mendorong semangat multilateralisme di tengah kondisi global saat ini. Diantaranya melalui penyampaian Joint Statement tingkat Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan pada Sidang Majelis Umum PBB ke-75 tahun 2020 lalu.

MIKTA juga telah meluncurkan berbagai kerja sama, seperti MIKTA Development Cooperation Agency Network (DCAN), yang dapat menjadi fondasi untuk pendorong kerja sama pembangunan ke depannya.

Pertemuan ini menghasilkan Joint Communique para Menlu MIKTA yang berisi pandangan bersama negara anggota MIKTA mengenai berbagai isu global, yang diantaranya mencakup usulan Indonesia terkait akses sertara terhadap vaksin dan pernyataan bersama atas perkembangan yang terjadi di Myanmar.

Dalam Joint Communique tersebut, negara anggota MIKTA menyatakan keprihatinan atas situasi politik di Myanmar dan menegaskan perlunya ketaatan para pihak yang bertikai terhadap supremasi hukum, tata kelola pemerintahan, prinsip demokrasi, dan pemerintahan yang berdasarkan konstitusi.

Pada pertemuan ini telah diserahterimakan keketuaan MIKTA dari Korea Selatan kepada Australia yang akan mengkoordinir kegiatan MIKTA di tahun 2021.

Indonesia menyampaikan agar MIKTA dan G20 dapat lebih bersinergi, serta agar MIKTA dapat terus menjadi penggerak multilateralisme dan motor pembangunan dan kerjasama pasca COVID-19 dan tatanan global abad ke-21.

KEYWORD :

Retno Marsudi MIKTA Akses Vaksin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :