Rabu, 17/04/2024 00:07 WIB

Pemimpin Lebanon Kutuk Kerusuhan di Kota Tripoli

Perdana Menteri sementara Lebanon, Hassan Diab dan Presiden Michel Aoun mengutuk kerusuhan berujung kekerasan di kota Tripoli.

Pengunjuk rasa membakar gedung di Kota Tripoli, Lebanon (Foto: Reuters)

Tripoli, Jurnas.com - Perdana Menteri sementara Lebanon, Hassan Diab dan Presiden Michel Aoun mengutuk kerusuhan berujung kekerasan di kota Tripoli. Para pengunjuk rasa melakukan bentrokan dengan aparat keamanan, dan membakar gedung kotapraja.

Ini merupakan malam keempat berturut-turut kerusuhan di salah satu kota termiskin di Lebanon, setelah pemerintah Beirut memberlakukan jam malam 24 jam untuk mengekang lonjakan kasus Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 2.500 orang dan memperparah krisis ekonomi.

"Para penjahat yang membakar kota dan berusaha membakar pengadilan mewakili kebencian hitam terhadap Tripoli," kata Perdana Menteri Hassan Diab dalam sebuah pernyataan dikutip dari Reuters pada Sabtu (30/1).

"Tantangannya sekarang adalah mengalahkan para penjahat ini dengan menangkap mereka satu per satu dan merujuk mereka ke sistem peradilan," sambung Presiden Michel Aoun yang juga mengutuk kekerasan tersebut.

Api melalap gedung pemerintah kota Tripoli setelah terbakar sebelum tengah malam pada Kamis sebelumnya. Polisi menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa yang melemparkan bom bensin.

Tewasnya seorang pengunjuk rasa akibat luka tembak manambah kemarahan demonstran. Pasukan keamanan mengatakan mereka telah melepaskan tembakan untuk membubarkan perusuh yang mencoba menyerbu gedung pemerintah.

"Kami berjanji untuk bekerja cepat untuk memulihkan gedung kotamadya Tripoli, agar tetap menjadi ekspresi martabat dan warisan murni," kata Diab.

Lockdown akibat Covid-19 sejak 11 Januari menambah kesulitan ekstra pada orang miskin, yang saat ini mendapat sedikit bantuan pemerintah.

"Kami menuntut sebuah negara, kami menuntut sebuah negara dan kami menuntut perbaikan kondisi sosial dan politik di Tripoli," kata Rabih Mina, seorang warga Tripoli yang bergabung dalam protes anti-pemerintah.

Lebanon mengalami krisis keuangan terburuk sejak 2019. Kemarahan massa telah meningkat menjadi kerusuhan di jalanan terkait ekonomi, korupsi negara yang mewabah, dan salah urus politik.

Jatuhnya mata uang telah meningkatkan momok kelaparan yang meluas, tetapi para pemimpin Lebanon belum meluncurkan rencana penyelamatan atau memberlakukan reformasi untuk membuka bantuan, yang memicu teguran dari donor asing.

KEYWORD :

Kerusuhan Lebanon Kota Tripoli




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :