Kamis, 25/04/2024 07:05 WIB

Ekonomi Global

Pengaruh BRICS Mulai Menurun

Sebagian besar negara-negara yang terlibat, malah sedang berjuang untuk mengatasi ekonomi yang mulai tampak melambat.

Para pemimpin KTT BRICS berfoto bersama di Goa, India./foto:alJazeera

Goa - Lima belas tahun lalu, sejak diumumkannya blok baru perdagangan ekonomi global, BRIC, negara-negara anggota beranggapan akan munculnya era baru peningkatan ekonomi untuk kesejahteraan anggota.

Melalui Itas-Tass, Presiden Afrika Selatan, Jacob Zouma yang masuk belakangan, menyatakan bahwa negara-negara anggota BRICS neraca perdagangannya telah tumbuh signifikan sebesar 70 persen sejak tahun 2009. Pangsa investasi modal BRICS di pasar global juga meningkat secara signifikan dari 9,7 persen menjadi 14 persen sejak tahun tersebut.

BRICS juga menyumbang hampir 30 persen dari PDB global dan menghasilkan sepertiga dari produk industri di dunia dan satu setengah dari produk-produk pertanian,” terang Zouma waktu itu.

BRICS yang terdiri Brazil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan itu memang telah membuat poros baru perdagangan dunia selama beberapa tahun hingga sekarang. Wacana terdepan untuk dibicarakan adalah tren dalam ekonomi global seiring pergeseran pasar di negara-negara berkembang.

Beberapa ekonom memperkirakan BRICS akan mampu memimpin dunia ke tahapan ekonomi baru global. Poros ekonomi BRICS telah melakukan pertemuan KTT ke-8 di Goa, sebuah negara bagian India pada Sabtu (15/10). Hanya saja harapan-harapan yang telah dibangun bertahun lalu tersebut tampaknya mulai memudar. Demikian dikutip dari alJazeera.

India sebagai tuan rumah diwakili Perdana Menteri India Narendra Modi, serta pemimpin BRICS lainnya: Presiden Brasil Michel Temer, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma berharap bekerja sama dalam keamanan internet atau cyber, kontra-terorisme dan energi.

Sebagian besar negara-negara yang terlibat, malah sedang berjuang untuk mengatasi ekonomi yang mulai tampak melambat. Mereka harus menemukan cara untuk membangun kembali bisnis dan perdagangan melalui hubungan yang lebih dekat. Hal ini menyusul situasi kekhawatiran lain, yang harus segera ditangani juga, termasuk keamanan nasional dan ancaman yang ditimbulkan oleh terorisme.

Saat ini, Brasil dan Rusia ekonominya mengalami perlambatan, sedangkan Cina sendiri pertumbuhan ekonomi China turun ke level terendah dalam 25 tahun, ekonomi Afrika Selatan juga terganggu, dan meskipun ekonomi India telah tumbuh kembali, negara itu masih kesulitan untuk meningkatkan investasi dan membuka lapangan kerja.

Sebelum pertemuan KTT BRICS dimulai, Cina telah mengusulkan kawasan perdagangan bebas dalam blok ekonomi tersebut, namun usulan tersebut tidak didukung karena negara-negara lain khawatir akan dibanjiri barang-barang China.

Pada tahun 2010, Profesor Rolf Langhammer dari Institut Kiel untuk Perekonomian Dunia menjelaskan, bahwa Cina adalah eksportir produk industri, Rusia eksklusif mengekspor bahan mentah. India dibandingkan yang lain, perekonomiannya masih tertutup.

"Jadi keempat negara tersebut memiliki profil ekonomi sangat berbeda. Namun, mereka merupakan pasar yang menarik karena ukuran populasi mereka yang besar," jelas Langhammer.

Namun, seperti uraian al Jazeera yang pada Senin (17/10), ditayangkan, bahwa kerjasama blok tersebut terancam kehilangan pengaruhnya di pentas global menyusul negara-negara tersebut velum bisa menghilangkan ancaman-ancaman dari dalam negeri dan kebuntuan pangsa pasar bagi negara yang memiliki populasi besar tersebut.[]

KEYWORD :

jurnas BRICS brazil rusia india cina afrika selatan vladimir putin ekonomi dunia pengaruh m




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :