Sabtu, 20/04/2024 06:32 WIB

Arab Saudi Cs Akur dengan Qatar, Pembatasan Semua Dicabut

Doha telah menetapkan 13 tuntutan, mulai dari menutup televisi Al Jazeera dan menutup pangkalan Turki hingga memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan menurunkan hubungan dengan Iran.

Potret Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazziz dan putra Mohammed bin Salman (Foto: Fayez Nuredine/AFP/Getty Images)

Kuwait, Jurnas.com - Menteri Luar Negeri Kuwait, Ahmad Nasser al-Sabah mengatakan, Arab Saudi mencapai kesepakatan dengan Qatar untuk mengakhiri perseteruan tiga tahun dengan membuka kembali wilayah udara serta perbatasan darat dan laut ke Qatar mulai Senin.

"Sebuah kesepakatan telah dicapai untuk membuka wilayah udara dan perbatasan darat dan laut antara Arab Saudi dan Qatar mulai malam ini," kata Sabah di Kuwait TV menjelang KTT Teluk Arab di Arab Saudi pada Selasa (5/1).

Sabah mengatakan deklarasi akan ditandatangani pada KTT tersebut, yang ditunda dari tanggal yang dijadwalkan Desember karena Riyadh mendorong kesepakatan untuk mengakhiri keretakan.

Menurut Al Jazeera, Emir Qatar berencana untuk menghadiri KTT Selasa di Arab Saudi sebagai ketua delegasi tingkat tinggi. 

Kesepakatan antara Riyadh dan Doha dapat mengakhiri perselisihan di mana Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik, perdagangan, dan perjalanan dengan Qatar pada pertengahan 2017.

Empat negara yang memboikot itu menuduh Qatar mendukung terorisme. Doha membantah tuduhan itu dan mengatakan embargo itu bertujuan untuk membatasi kedaulatannya.

Doha telah menetapkan 13 tuntutan, mulai dari menutup televisi Al Jazeera dan menutup pangkalan Turki hingga memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin dan menurunkan hubungan dengan Iran.

Blokade tersebut menyebabkan Qatar menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Iran dan Turki untuk memperluas opsi perdagangannya atau mengubah rute penerbangannya.

Namun, Arab Saudi dan Qatar sekarang dilaporkan hampir mencapai kesepakatan awal dalam upaya untuk menyelesaikan perselisihan yang telah berlangsung selama tiga setengah tahun.

Pada akhir Desember, para menteri luar negeri negara-negara Teluk Persia Arab mengadakan pertemuan online menjelang pertemuan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) (Persia) untuk membahas penyelesaian perselisihan diplomatik dengan Doha.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menlu Arab Saudi, UEA, Kuwait, Oman dan Bahrain serta Menlu Qatar Sultan bin Saad Al Muraikhi.

Ansarullah Yaman memuji kesepakatan Riyadh-Doha

Ketua Komite Revolusi Tertinggi Yaman, Mohammed Ali al-Houthi memuji kesepakatan antara Qatar dan Arab Saudi untuk membuka kembali perbatasan mereka, mengungkapkan harapan bahwa langkah tersebut akan menjadi awal dari akhir semua konflik.

"Kami mengucapkan selamat kepada Qatar atas berakhirnya blokade Saudi dan dimulainya kembali hubungannya dengan Arab Saudi," katanya dalam sebuah tweet pada Senin malam.

"Kami berharap dimulainya kembali hubungan Qatar-Saudi akan menjadi titik awal untuk mengakhiri konflik dan penghentian invasi Yaman," tambahnya.

Arab Saudi dan sejumlah sekutunya melancarkan perang dahsyat melawan Yaman pada 26 Maret 2015 untuk memulihkan kekuasaan kepada mantan pejabat negara miskin yang didukung Riyadh, yang telah melarikan diri dari negara itu di tengah perebutan kekuasaan di dalam negeri.

Arab Saudi melancarkan perang pada 26 Maret 2015 untuk memulihkan kekuasaan mantan pejabat Yaman yang didukung Riyadh, yang telah melarikan diri dari negara itu di tengah perebutan kekuasaan di dalam negeri.

KEYWORD :

Negara Teluk Arab Saudi Qatar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :