Suar gas di platform produksi minyak di Iran (Raheb Homavandi/Reuters)
Vienna, Jurnas.com - Iran mengatakan rencananya kepada Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk memperkaya uranium hingga kemurnian hingga 20%, tingkat yang dicapai sebelum kesepakatan 2015.
Dilansir dari Reuters, rencana tersebut merupakan yang terbaru Iran kepada IAEA bahwa pihaknya berencana melanggar kesepakatan pakta nuklir 2015 sebagai pembalasan atas penarikan Amerika Serikat (AS) dari perjanjian dan penerapan kembali sanksi terhadap Teheran.
Langkah ini adalah salah satu dari banyak yang disebutkan dalam undang-undang yang disahkan parlemen Iran bulan lalu sebagai tanggapan atas pembunuhan ilmuwan nuklir top negara itu, yang disebut Teheran didalangi Israel.
Undang-undang terbaru tersebut dapat mempersulit upaya Presiden terpilih AS, Joe Biden untuk bergabung kembali dalam pakta nuklir yang mulai dilanggar sejak 2019.
"Iran telah memberi tahu IAEA bahwa untuk mematuhi undang-undang yang baru disahkan oleh parlemen negara itu, Organisasi Energi Atom Iran bermaksud memproduksi uranium yang diperkaya rendah (LEU) hingga 20 persen di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordow," kata IAEA dalam sebuah pernyataan.
Video Pilihan: Kata Jokowi Terkait Pencabutan Visa Hingga Biden Menyebut Presiden Cina Diktator
Laporan IAEA kepada negara-negara anggota sebelumnya pada Jumat (1/1) yang diperoleh oleh Reuters menggunakan kata yang serupa dalam menggambarkan surat Iran kepada IAEA tertanggal 31 Desember.
"Surat Iran kepada Agensi tidak menyebutkan kapan aktivitas pengayaan ini akan dilakukan," kata pernyataan IAEA.
Fordow dibangun di dalam gunung, tampaknya untuk melindunginya dari pemboman udara, dan kesepakatan 2015 tidak mengizinkan pengayaan di sana. Iran sudah memperkaya di Fordow dengan sentrifugal IR-1 generasi pertama.
Tujuan utama kesepakatan itu adalah untuk memperpanjang waktu yang dibutuhkan Iran untuk menghasilkan bahan fisil yang cukup untuk bom nuklir, jika mau, menjadi setidaknya satu tahun dari sekitar dua hingga tiga bulan. Itu juga mencabut sanksi internasional terhadap Teheran.
Badan intelijen AS dan IAEA yakin Iran memiliki rahasia, program senjata nuklir terkoordinasi yang dihentikan pada tahun 2003. Iran menyangkal pernah memilikinya.
KEYWORD :Kesepakatan Nuklir Iran Amerika Serikat Joe Biden langgar pakta nuklir