Sabtu, 20/04/2024 16:27 WIB

Kakek Si Penjual Daun Pandan "Hidup Merana"

Ompu Lambok menceritakan, dulunya dia adalah mantan Tentara (TNI), namun dia berhenti sendiri tanpa menerima uang pensiun.

Ompu Lambok Tambunan sedang mengumpulkan kemiri sebelum dijual ke tetangga sekelilingnya. (Foto: Ist)

Toba, Jurnas.com - Kakek  yang biasa dipanggil Ompu Lambok Tambunan beru gambar usia 82 tahun ini kegiatan sehari-harinya menjual daun pandan dan mengumpulkan buah Kemiri. Hidup merana tinggal di rumah dinding tepas di desa Tambunan Lumban Gaol Kecamatan Balige Kabupaten Toba.

Tapi akibat dampak Covid-19 yang melanda negeri ini, jualan daun pandannya tidak laku lagi.

Kini hidupnya semakin tambah susah sebab tidak ada lagi pemasukan dari hasil menjual pandan yang dilakoninya sehari-hari.

Hanya saja, sekali seminggu si kakek memang kadang selalu menjual buah kemiri yang dikutipnya dari sekitar rumahnya.

Kakek mantan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ini mempunyai lima orang anak, namun empat orang telah meninggal dunia. Dia tinggal dan hidup di sebuah rumah yang kurang layak bersama anak bungsunya laki-laki berusia 41 tahun.

Dinding rumahnya terbuat dari tepas yang sudah lapuk, sebagian dindingnya dilapisi kertas koran. Tidur di atas kasur gulungan yang tampak lusuh dan kotor.

Memasak nasi dengan kayu bakar, lauk seadanya. Kadang makan tak ada lauk hanya sayur singkong.

Kakek ini ketika kami sambangi di rumahnya pada bulan Agustus 2020 lalu, tampak oleh kami barusan dia menerima bantuan beras dua karung isi 10 kg, telor dua papan serta minyak makan.

"Naadongdo nantuari managalehon on, dipataru tu jabu. (Ada kemarin memberikan ini, mereka antar ke rumah)," sebut Ompu Lambok Tambunan dengan suara parau.

Ompu Lambok menceritakan, dulunya dia adalah mantan Tentara (TNI), namun dia berhenti sendiri tanpa menerima uang pensiun. Dia berhenti akibat adanya tekanan dari komandannya, kala itu, dia disebut-sebut terlibat ikut bergabung pada pemberontakan Kolonel Simbolon di wilayah Tapanuli, yg ingin memisahkan diri dari NKRI.

Kegiatan sehari-hari kakek ini sebelum pandemi Corona, setiap hari menjajakan daun pandan di sekitar kampung tersebut. Dia menjajakan dengan memakai Beko alias angkong.

"Kadang molo pas adong pisang naung matoras, hujual do tong," ujar si kakek.

Kebanyakan melihat si kakek ini berjualan hanya karena iba atau kasihan, sehingga jualannya dibeli. Dia tidak mematok harga jualannya. 

"Hanya karena kasihan juga nya orang melihat dia sehingga jualannya dibeli. Kadang dikasih juga lebih dari harga Nissan`s," kata Nixon Tambunan (47) warga desa Itu.

Hanya saja, orang salut sama si kakek, dengan usia yg sudah tua dan bungkuk, semangatnya masih ada untuk mencari uang dan bertahan hidup.

Kakek ini tampaknya taat beribadah dan berdoa, sebab saat kami bercerita dia selalu menyebut nama Tuhan dan sesekali dia mengutip firman Tuhan.

Hati terasa lirih dan terenyuh melihat keadaan si kakek. Semangat hidupnya masih kuat, sabar dan pasrah. Hanya Tuhanlah yang mengetahui rahasia hidup kita masing-masing. Semoga si kakek ini menjadi inspirasi buat kita. (aristo panjaitan)

KEYWORD :

Toba Ompu Lambok Tambunan TNI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :