Sabtu, 12/07/2025 06:49 WIB

China Tegaskan Tidak Tertarik Campuri Urusan Negara Lain

Dua wartawan Australia lainnya, yakni Bill Birtles dan Michael Smith  melarikan diri dari China tak lama setelah penahanan Cheng, juga takut ditangkap.

Menteri Kesehatan China mengumumkan sudah tidak ada lagi pasien positif Covid-19 yang dirawat di RS Wuhan. Foto: financialexpress

Beijing, Jurnas.com - China tegaskan tidak pernah mencampuri urusan negara lain dan juga tidak tertarik melakukannya. Demikian kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin kepada wartawan pada jumpa pers reguler di Beijing, Jumat (6/11).

Pernyataan itu disampaikan sebagai tanggapan atas Australia yang menuntut orang pertama berdasarkan undang-undang campur tangan luar negerinya.

Sebelumnya, polisi Australia mengatakan, seorang pria Melbourne yang hadir di pengadilan pada Kamis (5/11) adalah orang pertama yang dituduh melakukan campur tangan asing di bawah undang-undang baru yang diperkenalkan pada 2018.

Orang tersebut memegang posisi senior di sejumlah asosiasi komunitas Tionghoa di negara bagian Victoria, termasuk Federasi Oseania Tionghoa Australia, dan Museum Tionghoa, menurut catatan organisasi yang dilihat oleh Reuters, situs web, dan pernyataan pers.

Menurut polisi Australia, Di Sanh Duong memiliki hubungan dengan badan intelijen asing. Polisi tidak akan menyebutkan nama negaranya, tetapi undang-undang tersebut sebagian besar menargetkan pengaruh China yang semakin meningkat.

Bulan lalu, China mengumumkan tuduhan spionase terhadap warga negara Australia dan akademisi Yang Hengjun. Yang adalah satu dari beberapa warga negara asing yang ditangkap di China atas tuduhan mata-mata dalam beberapa tahun terakhir.

Warga Australia Cheng Lei, pembawa berita CGTN China berbahasa Inggris, ditahan dan dituduh melakukan aktivitas kriminal yang membahayakan keamanan nasional China.

Dua wartawan Australia lainnya, yakni Bill Birtles dan Michael Smith  melarikan diri dari China tak lama setelah penahanan Cheng, juga takut ditangkap. (Reuters)

KEYWORD :

Australia China




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :