Rabu, 17/04/2024 06:03 WIB

Sukseskan Gedor Horti, BPP Nganjuk Lakukan Demplot Bawang Merah

Gedor Horti bawang merah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangsa dalam negeri dan juga ekspor. Produk hortikultura bawang merah di Kabupaten Nganjuk diharapkan mampu bersaing di pasar dan mampu meningkatkan nilai tambah bagi petani.

Demplot bawang merah. (Foto: Ist)

Nganjuk, Jurnas.com – Dukungan untuk program utama Kemeneterian Pertanian dilakukan BPP Kostratani Nganjuk. Salah satu program yang didukung adalah Gerakan Mendorong Produksi, Daya Saing, Ramah Lingkungan Hortikultura atau Gedor Horti. Dukungan diperlihatkan BPP Nganjuk dengan melakukan demplot bawang merah.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memberikan apresiasi terhadap peran yang dilakukan BPP Kostratani Nganjuk.

“Dengan kehadiran Kostratani, pertanian menjadi lebih maju mandiri bahkan lebih modern. Masyarakat pun tidak perlu khawatir soal pangan, 11 komoditas bahan pokok dikawal pemerintah secara optimal salah satunya ialah bawang merah," ujar Mentan Syahrul, Sabtu (17/10).

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi, mengatakan Kostratani hadir untuk mempercepat pembangunan pertanian hingga tingkat kecamatan dan desa.

“Oleh karena itu, kita melakukan optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Utamanya sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian ditingkat kecamatan dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Hal itu merupakan tujuan jangka panjang dari Kostratani. Sedangkan tujuan jangka pendek Kostratani adalah sebagai pusat informasi data, kelembagaan petani, meningkatkan kapasitas SDM petani dan diseminasi inovasi teknologi,” jelasnya.

Untuk mendukung program Gedor Horti, penyuluh pertanian lapangan (PPL) di BPP Kostratani Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Ngajuk, melakukan pendampingan dan pengawalan kepada petani binaan. Gedor Horti kali ini ditujukan pada komoditas unggulan di Kabupaten Nganjuk, salah satunya bawang merah.

Gedor Horti bawang merah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangsa dalam negeri dan juga ekspor. Produk hortikultura bawang merah di Kabupaten Nganjuk diharapkan mampu bersaing di pasar dan mampu meningkatkan nilai tambah bagi petani.

Lemahnya daya saing produk hortikultura disebabkan salah satunya tingginya penggunaan pupuk dan pestisida kimia, sehingga proses menggerakkan agroindustri hulu hilir hortikultura seharusnya berbasis ramah lingkungan.

Melalui optimalisasi pemanfaatan BPP sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian ditingkat kecamatan, PPL mendampingi petani bawang merah mengadakan demplot bawang merah.

Pusat demplot dilakukan di lahan Sudarno yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) Tani Jaya, Desa Balongpacul, Kecamatan Nganjuk.

Perlakukan Demplot tanam bawang merah yang dilakukan mempunyai beberapa perlakuan, antara lain media tanahnya menggunakan mulsa dan non mulsa, jarak tanam untuk tanah yang menggunakan mulsa yaitu 18 x 15 cm dan 18 x 13 cm sedangkan yang jarak tanam non mulsa 13 x 14 cm. Untuk varietas bawang merah yang ditanam di media menggunakan mulsa yaitu varietas Bima, sedangkan untuk non mulsa menggunakan varietas Tajuk.

PPL Desa Balonpacul, Yusmianta, mengatakan kegiatan demplot ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan bawang merah yang ditanam menggunakan mulsa dan non mulsa, jarak tanam yang tepat dan varietas yang spesifik lokasi dan mampu meningkatkan produksi.

"Selain perlakuan tersebut, dalam kegiatan demplot kali ini juga diperkenalkan inovasi springkle atau digital farming yang digunakan untuk penyiraman tanaman bawang merah dan mempunyai keuntungan yaitu efisiensi untuk biaya operasional tenaga harian,” ujar Yusmianta.

Koordinator BPP Kecamatan Nganjuk, Saidi menambahkan, demplot diharapkan jadi penyemangat petani bawang merah untuk terus berproduksi dengan mengadopsi inovasinya.

"Peranan dari semua pihak diperlukan untuk mendukung keberhasilan program Kostratani dan Gedor Horti bawang merah,” tukasnya

KEYWORD :

Gedor Horti BPP Nganjuk Demplot Bawang Merah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :