Jum'at, 26/04/2024 04:30 WIB

Pemberontak Sudan Akhiri Konflik Selama 17 Tahun dengan Pemerintah

Aliansi pemberontak utama Sudan menyetujui kesepakatan damai dengan pemerintah yang bertujuan untuk mengakhiri konflik selama 17 tahun

Front Revolusi Sudan

Jakarta, Jurnas.com - Aliansi pemberontak utama Sudan menyetujui kesepakatan damai dengan pemerintah yang bertujuan untuk mengakhiri konflik selama 17 tahun, Minggu (30/08) waktu setempat.

Front Revolusi Sudan, sebuah aliansi kelompok pemberontak dari wilayah barat Darfur dan negara bagian selatan Kordofan Selatan dan Nil Biru, menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Sabtu malam.

Upacara penandatanganan resmi direncanakan pada Senin di Juba, ibu kota tetangga Sudan Selatan, yang telah menjadi tuan rumah dan membantu menengahi pembicaraan yang sudah berjalan sejak akhir 2019.

Dilansir The National, Senin (31/08), pejabat senior pemerintah dan pemimpin pemberontak menandatangani kesepakatan tersebut.

Tetapi dua pasukan pemberontak utama menolak untuk mengambil bagian dalam kesepakatan itu.

Kesepakatan terakhir mencakup hal-hal yang menyangkut keamanan, kepemilikan tanah, keadilan transisi, pembagian kekuasaan dan pemulangan orang-orang yang meninggalkan rumah mereka karena perang.

Itu juga menyerukan pembongkaran pasukan pemberontak dan integrasi pejuang mereka ke dalam tentara nasional.

Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok dan beberapa menteri terbang ke Juba pada hari Minggu, di mana dia bertemu dengan Presiden Sudan Selatan Salva Kiir.

Hamdok mengatakan bahwa menemukan kesepakatan membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan setelah kesepakatan awal pada September 2019.

"Pada deklarasi Juba pada September, semua orang mengharapkan perdamaian ditandatangani dalam dua atau tiga bulan," katanya.

"Tetapi kami menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaannya sangat rumit. Namun, kami mampu menyelesaikan pekerjaan besar ini dan ini adalah awal dari pembangunan perdamaian."

Pasukan pemberontak angkat senjata melawan apa yang mereka katakan sebagai marjinalisasi ekonomi dan politik oleh pemerintah di Khartoum.

Mereka sebagian besar berasal dari kelompok minoritas non-Arab yang telah lama mencela dominasi Arab atas pemerintahan berturut-turut di Khartoum, termasuk dari otokrat Omar Al Bashir yang digulingkan.

Sekitar 300.000 orang telah tewas di Darfur sejak pemberontak mengangkat senjata di sana pada 2003, kata PBB.

KEYWORD :

Pemerintah Sudan Kelompok Pemberontak Gencatan Senjata




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :