Rabu, 11/12/2024 20:31 WIB

Indonesia Perpanjang Kemitraan Riset dengan Inggris

Perpanjangan ini ditandatangani oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro (Foto: Ist)

Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Inggris sepakat memperpanjang kemitraan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi hingga 2025 mendatang, demi mendukung kerja sama para peneliti yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kedua negara.

Perpanjangan ini ditandatangani oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Ilmu Pengetahuan, Riset, dan Inovasi Inggris, Amanda Solloway MP.

Menristek mengatakan, dains, teknologi, dan inovasi adalah aspek penting dalam mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.

Contoh penelitian Indonesia-Inggris yang sudah berjalan meliputi riset tentang peningkatan hasil panen dan ketahanan pertanian terhadap perubahan iklim; memperkuat pertahanan dan kemampuan deteksi cuaca ekstrim; dan pencegahan penyebaran penyakit menular.

"Kemitraan Newton Fund beberapa tahun terakhir telah berhasil meningkatkan kerjasama riset dan inovasi yang terbukti menguntungkan baik bagi Indonesia dan Inggris. Model kerjasama Newton Fund akan kami gunakan sebagai contoh dalam penerapan kemitraan ilmu pengetahuan internasional kami lainnya," kata Menristek dalam konferensi pers virtual pada Rabu (5/8).

"Perpanjangan kemitraan dalam ilmu pengetahuan dan inovasi dalam jangka panjang akan meningkatkan kemampuan Indonesia untuk mengembangkan ekonomi berbasis pengetahuan dan dapat bersaing di pasar global," imbuh dia.

Sejak diluncurkan pada 2014 lalu, kemitraan Indonesia-Inggris dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah meluncurkan lebih dari 22 kompetisi pendanaan riset melalui 15 program riset dan inovasi.

Kerja sama yang kuat antara peneliti Inggris dan Indonesia ini juga telah menghasilkan 2.205 publikasi gabungan selama 2015-2019.

Riset kolaborasi Indonesia-Inggris menduduki peringkat ke-3 di dalam daftar 10 kemitraan internasional terbaik Indonesia. Menteri Amanda optimistis, hubungan kemitraan yang kuat ini akan memastikan kedua negara dapat terus mendukung riset, ilmu pengetahuan, dan inovasi kelas dunia serta bersama menghadapi tantangan global.

"Krisis global Covid-19 yang sedang kita hadapi ini telah menyadarkan kita semua pentingnya kolaborasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Saya merasa bangga dapat melanjutkan kemitraan Inggris dengan Indonesia untuk terus bekerja bersama mengatasi tantangan-tantangan global, dari mencegah penyebaran penyakit menular di masa depan hingga mengurangi jejak karbon global," tutur dia.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins menyampaikan bahwa proyek-proyek yang masuk dalam kolaborasi ini sangat relevan dengan kehidupan masyarakat, dan telah menghasilkan solusi-solusi praktis terhadap permasalahan sehari-hari di Indonesia.

Sebagai contohnya, lanjut Owen, pemenang Newton Fund yang meneliti dampak perubahan iklim terhadap komunitas pesisir. Riset yang sudah dijalankan telah menghasilkan solusi praktis terhadap permasalahan di Indonesia, salah satunya adalah pengembangan alat filtrasi air di Palu, Sulawesi Tengah.

"Banyak hal yang bisa dilakukan memajukan kerja sama yang didasari oleh MoU ini. Tahap berikutnya adalah mendorong komersialisasi dan membuat produk riset dapat memberi manfaat ke masyarakat," tandas Owen.

KEYWORD :

Menristek Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro Kemitraan Riset




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :