Sabtu, 27/04/2024 01:43 WIB

Anak Buah Trump Bantah Ledakan Beirut Akibat Serangan

Diperkirakan, 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang di Pelabuhan Beirut meledak pada Selasa sore. Hingga Selasa malam, sedikitnya 78 orang dilaporkan tewas dan 4.000 lainnya terluka.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Tiga pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyebut tidak ada indikasi bahwa ledakan besar yang mengguncang Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8) sore adalah sebuah serangan.

Pernyataan yang disampaikan kepada CNN pada Rabu (5/8) tersebut bertentangan dengan klaim sebelumnya dari Presiden AS Donald Trump.

Ketika berbicara kepada awak media di Gedung Putih, Trump menyatakan bersimpati dan siap memberikan bantuan kepada rakyat Lebanon pasca ledakan yang menewaskan puluhan orang dan ribuan lainnya terluka. Dia menyebut insiden itu sebagai "serangan mengerikan".

Diperkirakan, 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang di Pelabuhan Beirut meledak pada Selasa sore. Hingga Selasa malam, sedikitnya 78 orang dilaporkan tewas dan 4.000 lainnya terluka.

"Mari saya mulai dengan mengirimkan simpati terdalam Amerika kepada orang-orang Libanon, di mana laporan menunjukkan bahwa banyak, banyak orang terbunuh, ratusan lainnya terluka parah dalam ledakan besar di Beirut," kata Trump.

"Doa kami ditujukan kepada semua korban dan keluarga mereka. Amerika Serikat siap membantu Lebanon."

Tetapi sejumlah pejabat Departemen Pertahanan AS yang menolak disebutkan namanya mengatakan, mereka tidak tahu apa yang dibicarakan Presiden Trump.

Seorang pejabat menyebut jika ada indikasi siapa pun di kawasan itu menarik sesuatu dari skala ini, maka akan memicu peningkatan otomatis dalam perlindungan pasukan untuk pasukan AS dan aset di wilayah tersebut.

Pejabat itu mencatat bahwa tidak ada yang terjadi sejauh ini.

Ada laporan yang saling bertentangan tentang apa yang menyebabkan ledakan itu, yang pada awalnya disalahkan pada kebakaran besar di gudang petasan di dekat pelabuhan.

Direktur Direktorat Keamanan Umum Lebanon kemudian mengatakan ledakan itu disebabkan oleh "bahan peledak tinggi" yang disita, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Para pejabat Lebanon belum menyebut ledakan itu serangan. Tetapi selama pengarahannya pada Selasa kemarin, Trump tidak menghindar dari menyiratkan bahwa Beirut telah menjadi sasaran.

Trump mengatakan AS memiliki "hubungan yang sangat baik dengan rakyat Lebanon dan kami akan ada di sana untuk membantu."

"Sepertinya serangan yang mengerikan," kata Trump.

"Sepertinya itu berdasarkan ledakan. Saya telah bertemu dengan beberapa jenderal besar kita dan mereka sepertinya merasa bahwa itu bukan semacam jenis peristiwa manufaktur," sambung dia lagi.

"Ini menurut mereka, mereka akan tahu lebih baik dari pada saya, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan. Itu semacam bom," tandas Trump.

KEYWORD :

Beirut Peristiwa Ledakan Donald Trump Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :