Jum'at, 19/04/2024 22:25 WIB

Rusia akan Tanggapi Penyebaran Rudal AS

Rencan penyebaran rudal jarak pendek dan menengah berbasis darat AS secara serius merusak keamanan regional dan global dan akan memprovokasi fase berbahaya baru perlombaan senjata.

Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran menembakkan rudal selama latihan militer di luar kota Qom. (Foto: AFP)

Moskow, Jurnas.com - Rusia memperingatkan Amerika Serikat (AS) terhadap rencananya yang kontroversial untuk mengerahkan rudal darat di berbagai negara di dunia. Langkah itu akan mendapat tanggapan segera dari Moskow.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia mengatakan, rencan penyebaran rudal jarak pendek dan menengah berbasis darat AS secara serius merusak keamanan regional dan global dan akan memprovokasi fase berbahaya baru perlombaan senjata.

Dilansir dari Press TV, Kemenlu Rusia mengibatkan bahwa rudal nuklir strategis dapat dikerahkan sebagai tanggapan.

"Rusia tidak dapat mengabaikan penampilan ancaman rudal lebih banyak untuk wilayahnya, yang akan dipandang strategis bagi kami," kata kementerian Rusia pada Senin (3/8) waktu setempat.

"Ini akan membutuhkan reaksi segera, terlepas dari rudal apa yang akan dikerahkan, nuklir atau tidak," sambungya.

Pernyataan itu dibuat pada peringatan pertama penarikan AS dari Perjanjian Angkatan Nuklir Menengah (INF) 1987 dengan Rusia, yang telah melarang rudal darat dengan jangkauan antara 500 hingga 5.500 kilometer.

Moskow memperingatkan pada saat itu bahwa penarikan AS akan memprovokasi perlombaan senjata lain di antara kekuatan dunia.

Setelah keluar dari pakta itu, AS mengatakan berencana untuk menempatkan rudal jarak menengah yang diluncurkan di Asia. Bulan lalu, ia juga menegaskan, Pentagon bergerak maju dengan rencana memperoleh rudal yang diluncurkan dari darat yang menerbangkan jarak yang dilarang di bawah INF.

Kementerian Luar Negeri Rusia lebih lanjut mengatakan bahwa Moskow "tetap terbuka untuk pekerjaan yang sama dan konstruktif untuk memulihkan kepercayaan dan memperkuat keamanan internasional dan stabilitas strategis."

"Kami berharap untuk minat dan tanggung jawab yang sama dari pihak AS," tambahnya.

Perjanjian Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START), yang berakhir pada Februari 2021, adalah perjanjian pengendalian senjata nuklir besar terakhir antara Moskow dan Washington yang membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dimiliki masing-masing negara.

AS dan Rusia menandatangani perjanjian START Baru pada tahun 2010 dan setuju untuk mengurangi jumlah rudal nuklir strategis hingga setengahnya dan membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dikerahkan menjadi 1.550.

START Baru dapat diperpanjang selama lima tahun dengan kesepakatan bersama.

KEYWORD :

Amerika Serikat Rusia New START Rudal Darat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :