Sabtu, 20/04/2024 09:43 WIB

Turki "Kesal" Hagia Sophia Jadi Perbincangan Dunia

mengubah status Hagia Sophia menjadi masjid adalah urusan internal Turki dan tak bisa digubris oleh pihak manapun.

Hagia Sophia (Foto: AFP)

Jakarta, Jurnas.com - Pengubahan status Hagia Sophia dari sebuah museum menjadi mesjid oleh Turki kian menjadi perbincangan dunia. Bahkan kubu pro dan kontra bermunculan akan keputusan tersebut.

Namun Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Vershinin menilai, mengubah status Hagia Sophia menjadi masjid adalah urusan internal Turki dan tak bisa digubris oleh pihak manapun.

"Rusia berpandangan bahwa tidak seorang pun boleh ikut campur dalam keputusan itu," kata Sergey dilansir aa, Senin (13/07).

"Kami berasumsi bahwa kami berbicara tentang urusan internal Turki, di mana, tentu saja, baik kita maupun orang lain tidak boleh ikut campur. Pada saat yang sama kita memperhatikan signifikansinya sebagai objek budaya dan peradaban dunia," tambahnya.

Pada hari Jumat, pengadilan tinggi Turki membatalkan dekrit kabinet tahun 1934, yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi museum.

Putusan Dewan Negara negara ini membuka jalan untuk digunakan kembali sebagai masjid setelah 85 tahun.

Diputuskan bahwa permata arsitektur telah dimiliki oleh yayasan yang didirikan oleh Ottoman Sultan Mehmet II, penakluk Istanbul, dan disajikan kepada masyarakat sebagai masjid - status yang tidak dapat diubah secara hukum.

Hagia Sophia digunakan sebagai gereja selama berabad-abad di bawah pemerintahan Kekaisaran Bizantium. Itu berubah menjadi masjid setelah penaklukan Istanbul pada tahun 1453. Pada tahun 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kompleks bersejarah itu akan siap untuk disembah untuk salat Jumat pada 24 Juli.

KEYWORD :

Hagia Sophia Pemerintah Turki




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :