Sabtu, 27/04/2024 01:17 WIB

Kesabaran Revolusioner PDIP Diuji, Hasto Ingatkan Masa Kudatuli

Megawati Soekarnoputri mengambil langkah yang mengejutkan, yakni membentuk Tim Pembela Demokrasi dan melakukan gugatan di lebih dari 267 kabupaten kota.

Kader PDI Perjuangan protes bendera partai dibakar

Jakarta, Jurnas.com - Kesabaran revolusioner PDI Perjuangan diuji dengan aksi pembakaran bendera partai oleh demonstran penolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di depan gedung DPR, Rabu (14/6/2020).

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, jalur hukum selalu ditempuh partai meski partai sering dikuyo-kuyo, dikepung dan dipecah belah dengan stigma lama.

"Saya teringat ketika konsolidasi dilakukan paska peristiwa Kudatuli 27 Juli 1996. Saat itu ada yang mengusulkan untuk melakukan perlawanan terhadap rejim. Namun Ibu Megawati Soekarnoputri mengambil langkah yang mengejutkan, yakni membentuk Tim Pembela Demokrasi dan melakukan gugatan di lebih dari 267 kabupaten kota," jelasnya.

Hasto menuturkan, saat itu ada yang memprotes langkah hukum tersebut, mengingat seluruh kekuasaan hukum dan kehakiman tunduk pada pemerintahan otoriter yang antidemokrasi.

Dalam kondisi itu, tutur Hasto, ia sangat ingat bagaimana Megawati menegaskan dengan penuh keyakinan: “Masa diantara lebih dari 267 Kabupaten/kota tidak ada satupun hakim, atau jaksa atau polisi yang tidak punya hati nurani. Keyakinannya terbukti, seorang Hakim yang bernama Tobing di Riau memenangkan gugatan PDI dan posko gotong royong berdiri spontan. Inilah cermin dukungan rakyat. Itulah esensi kekuatan moral."

Atas dasar keyakinan yang sama, lanjutnya, kini PDI Perjuangan menempuh jalan hukum pula. Sebab Indonesia itu milik semua, bukan milik sekelompok orang. Bahkan Presiden Jokowi dan KH Ma’ruf Amin itu pemimpin yang selalu berdialog dan mendengarkan aspirasi rakyat.

"Serangan ke PDI Perjuangan punya tujuan lebih jauh, mengganggu pemerintahan Pak Jokowi. Untuk itu PDI Perjuangan menegaskan bahwa dialog dan musyawarah kita kedepankan, namun jangan uji kesabaran revolusioner kami," jelasnya.

"Seluruh anggota dan kader Partai itu satu komando. Kami Nasionalis-Soekarnois yang selalu berjuang untuk bangsa dan negara," tegasnya lagi.

Hasto mengatakan semua kader PDIP dididik untuk mencintai negara ini lebih dari segalanya dan membangun persaudaraan sebagai saudara sebangsa dan setanah air, untuk Indonesia yang satu.

Ia menjelaskan, seluruh kader Partai terus berdisiplin. Kedepankan semangat persaudaraan dan rekonsiliasi, sebagaimana ketika Ibu Megawati menyerukan “Stop Hujat Pak Harto”, meski rakyat tahu, bagaimana keluarga Bung Karno selalu dipinggirkan, namun rakyat selalu menempatkan sosok Bung Karno sebagai sosok pembebas, Proklamator dan Bapak Bangsa Indonesia.

"Bagi PDI Perjuangan, politik itu menebar kebaikan, dan membangun optimisme. Prioritas utama kami saat ini adalah membantu rakyat akibat Covid-19," tuntas Hasto Kristiyanto, Sekjen DPP PDI Perjuangan.

KEYWORD :

Pembakaran Bendera PDI Perjuangan Kudatuli Revolusioner




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :