Kamis, 18/04/2024 14:50 WIB

AS Ingin DK PBB Perpanjang Embargo Senjata terhadap Iran

Gedun Putih mendesak badan PBB untuk melarang pasokan, penjualan atau pemindahan, langsung atau tidak langsung senjata dan bahan terkait ke Iran.

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Foto: AFP)

Washington, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) mengusulkan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menyerukan embargo senjata 2015 terhadap Iran agar diperpanjang.

AS yang menuding Iran  melakukan serangan terhadap kilang minyak Arab Saudi pada 2019, mengatakan kepada DK PBB mengangkat embargo senjata dapat memiliki implikasi besar bagi keamanan dan stabilitas kawasan Timur Tengah.

Gedun Putih mendesak badan PBB untuk melarang pasokan, penjualan atau pemindahan, langsung atau tidak langsung senjata dan bahan terkait ke Iran. Upaya AS ini adalah bagian dari kampanye tekanan maksimum Washington terhadap Iran.

Prancis, Inggris dan Jerman yang merupakan anggota pakta nuklir 2015 menentang pencabutan embargo senjata terhadap Teheran, sesuai dengan klaim AS.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada Jumat (19/6), ketiganya mengklaim mengangkat embargo senjata terhadap Iran dapat memiliki implikasi besar bagi keamanan dan stabilitas regional.

Sementara itu, Rusia, yang juga anggota perjanjian nuklir Iran 2015 yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), mengecam anggota pakta nuklir dari  Eropa di Dewan Keamanan PBB karena standar ganda mereka.

"Kepastian dari kolega Inggris, Jerman, dan Prancis bahwa mereka berkomitmen terhadap JCPOA pada program nuklir Iran dan sedang mencari cara untuk meminimalkan efek negatif dari sanksi AS terhadap Iran," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, Senin (22/6).

"Hal ini bertentangan dengan tindakan mereka untuk meningkatkan ketegangan di sekitar Program nuklir Iran di IAEA," sambungnya.

Di bawah Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB, yang mengabadikan JCPOA, embargo senjata terhadap Iran akan berakhir pada 18 Oktober.

Zakharova mendesak semua pihak di JCPOA untuk menegaskan kembali komitmen yang tak tergoyahkan mereka terhadap kesepakatan itu, dengan mengatakan 14 Juli  yang menandai ulang tahun kelima dari kesepakatan itu akan menjadi kesempatan besar untuk melakukannya.

Pejabat Rusia juga mendesak anggota dari partai Eropa untuk mengambil kesempatan ini untuk kembali ke agenda pemersatu dan terus berjuang untuk kebaikan bersama.

Iran dan enam kekuatan dunia, yaitu AS, Jerman, Prancis, Inggris, Rusia dan China  menandatangani JCPOA pada 2015.

Pada Mei 2018, Presiden AS Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan, mendesak sesama penandatangan untuk menjatuhkan kembali sanksi terhadap Iran untuk menegakkan apa yang disebut kampanye tekanan maksimumnya. (Press TV)

KEYWORD :

Embargo Senjata Kesepakatan Nuklir Iran Uni Eropa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :