Jum'at, 19/04/2024 23:04 WIB

Konflik Laut China Selatan, Indonesia Diminta Bangun Narasi Perdamaian

Indonesia memiliki banyak peluang menginisiasi perdamaian di kawasan Laut China Selatan yang melibatkan dua negara tersebut. 

Juru Bicara Menteri Pertahanan (Menhan), Dahnil Anzar Simanjuntak. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com – Eskalasi konflik di kawasan Laut China Selatan kembali memanas, dalam beberapa pekan terakhir. Ketegangan muncul dan terus meningkat seiring adanya reaksi perang dingin antara pasukan militer dua negara adidaya, yakni Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.

Ketegangan yang terjadi di Laut China Selatan ini, tidak hanya mencuri perhatian kedua negara saja, melainkan negara-negara Asia Tenggara yang memiliki batas wilayah bersinggungan dengan kawasan perairan tersebut termasuk Indonesia.

Juru Bicara Menteri Pertahanan (Menhan), Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, Indonesia memiliki banyak peluang menginisiasi perdamaian di kawasan Laut China Selatan yang melibatkan dua negara tersebut. Misalnya, membangun narasi perdamaian dan melakukan diplomasi pertahanan antara negara ASEAN.

"Potensi pelibatan negara-negara kawasan sangat tinggi sekali, maka kalau tadi apa yang bisa dilakukan Indonesia pilihannya adalah membangun narasi perdamaian, kemudian melakukan diplomasi pertahanan yang lebih intensif," kata Dahnil Anzar dalam diskusi online Forum Monitor bertajuk `AS-Tiongkok Memanas di Laut China Selatan, Bagaimana Sikap Indonesia", Kamis (18/6).

"Di sisi lain diplomatik melalui Kementerian Luar Negeri terus membangun hubungan solidaritas dan perdamaian," sambungnya.

Melihat ketegangan konflik di kawasan perairan itu, Dahnil mengatakan Menhan, Prabowo Subianto tidak tinggal diam. Selama ini, kata Dahnil, Prabowo rutin melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah Menteri Pertahanan lainnya, seperti Menhan Australia, Tiongkok, AS dan Malaysia.

"Pak Prabowo melihat situasi saat ini, meskipun kami tidak banyak mempublikasi terkait langkah-langkah kondisi Laut China Selatan, tetapi hampir setiap hari Pak Prabowo rutin melakukan komunikasi dengan Menteri Pertahanan di kawasan," ujar Dahnil Anzar.

"Terakhir kemarin dengan Menteri Pertahan Australia, sebelumnya dengan Menteri Pertahanan Amerika, juga Tiongkok. Nah terakhir kemarin dengan Menteri Pertahanan Malaysia," tambahnya.

Dahnil menyatakan, dalam setiap kunjungan ke berbagai negara, Prabowo selalu berdialog tentang kondisi geopolitik kawasan.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengingatkan agar Indonesia tetap waspada jangan sampai terlena dan dimanfaatkan oleh negara-negara yang bersengketa atas wilayah Laut China Selatan.

Legislator dapil Yogyakarta ini mengatakan Indonesia harus menjalankan prinsip politik bebas aktif dalam situasi ini. Yang lebih penting, kata Sukamta, Indonesia tidak ikut terpancing isu sehingga nantinya terseret ke salah satu blok yang tengah berkonflik.

"Indonesia harus betul-betul berdiri bebas aktif, kita bebas menggalang perdamaian, aktif menggalang perdamaian, tapi kita tidak masuk dalam salah satu aliansi itu. Sangat penting Indonesia menyiapkan diri menyiagakan agar pihak-pihak yang terkait dengan sengketa itu tidak memanfaatkan Indonesia dan teritorialnya," kata Sukamta.

"Saya berharap Indonesia tetap waspada jangan sampai terpancing, kita harus terus memperkuat pertahanan kita sendiri. Jangan sampai negara kita terseret bagian dari konflik, memihak dalam salah satu blok, baik Amerika maupun China," tandas Politikus PKS ini.

KEYWORD :

Laut China Selatan Dahnil Anzar Simanjuntak Narasi Perdamaian Diplomasi Pertahanan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :