Minggu, 28/04/2024 18:32 WIB

Amerika-Rusia Sepakati Gencatan Senjata

Setelah kekerasan berkurang secara berkelanjutan, Rusia dan AS akan bekerjasama melakukan serangan militer terhadap Nusra dan ISIS, kata Kerry.

Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov sepakat untuk memilih jalur damai dalam konflik Suriah.

 

Jenewa - Amerika Serikat dan Rusia sepakat untuk memilih jalur damai dalam mengatasi konflik berkepanjangan di Suriah, Sabtu, dengan menetapkan gencatan senjata nasional yang berlaku efektif Senin pagi.

Gencatan senjata itu akan dimanfaatkan untuk memperluas akses bantuan kemanusiaan kepada korban warga sipil sekaligus serangan bersama kepada kelompok-kelompok islamis militan terlarang.

"Hari ini, atas nama presiden dan negara kami demi semua pemangku kepentingan Suriah untuk mendukung rancangan yang sudah disepakati oleh Amerika Serikat dan Rusia, guna mengakhiri konflik ini secepat mungkin," kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, kedua belah pihak telah membuat lima dokumen kesepakatan untuk melawan terorisme dan menghidupkan kembali gencatan senjata yang sempat gagal di Suriah.

"Ini memperkuat untuk melanjutkan proses politik yang lama tertunda," kata Lavrov dalam jumpa pers.

Kesepakatan tercipta setelah negosiasi-negosiasi maraton di Jenewa, dan berulang kali gagal menjabarkan perjanjian dalam beberapa pekan terakhir.

"Pemerintahan Obama mau membahas sampai sejauh ini karena percaya Rusia dan kolega saya (Lavrov), memiliki kemampuan dalam menekan rezim Assad untuk mengakhiri konflik ini dan datang ke meja perundingan," katanya seperti dikutip Reuters.

Kesepakatan itu antara lain berisi bahwa pemerintah Suriah tidak akan menyerang daerah yang sudah disepakati, dengan dalih memburu pasukan Front Nusra yang disebut Alqaeda cabang Suriah.

Setelah kekerasan berkurang secara berkelanjutan, Rusia dan AS akan bekerjasama melakukan serangan militer terhadap Nusra dan ISIS, kata Kerry.

"Kita harus memburu teroris-teroris ini, tidak secara membabibuta, melainkan lewat pola yang strategis, tepat dan bijaksana sehingga mereka tidak bisa terus menggunakan alasan bombardemen membabibuta rezim untuk menggerakkan rakyat (berpihak) kepada kejahatan penuh kebencian mereka."

Rusia dan AS akan memulai persiapan tujuh hari kerja untuk membentuk sebuah `pusat implementasi bersama,` termasuk berbagi informasi untuk menggambarkan mana daerah yang dikuasai Nusra dan mana yang dikuasasi oposisi.

Dalam perang saudara di Suriah, AS dan Rusia mendukung dua pihak berbeda yang sulit menunjukkan akhir setelah lima tahun berlangsung di mana setengah dari jumlah penduduk sebelum perang telah pergi. Moskow mendukung Presiden Bashar al-Assad, sebaliknya Washington mendukung oposisi dengan menyatakan Assad harus mundur.

 

KEYWORD :

Rusia Amerika Konflik Rusia Aleppo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :