Senin, 11/11/2024 11:33 WIB

Niat Bantu Iran, Rouhani Minta AS Cabut Sanksi Terlebih Dahulu

Iran, salah satu negara Timur Tengah yang paling terpukul oleh pandemi ini, telah melakukan yang terbaik untuk mengatasi penyakit pernapasan meskipun kesulitan yang disebabkan oleh sanksi AS.

Presiden Iran, Hasan Rouhani (Foto: Abedin Taherkenareh/EP)

Teheran, Jurnas.com - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengecam Amerika Serikat (AS) karena mengintensifkan sanksi ilegal terhadap Iran di tengah perang melawan virus corona baru (COVID-19) yang mematikan.

Ia mengatakan, Washington pertama-tama harus mencabut sanksi untuk membuktikan ketulusannya dalam menawarkan bantuan kepada Republik Islam Iran dalam perang melawan COVID-19.

"Jika AS jujur di tengah situasi virus corona ini dan berusaha untuk membantu Iran, maka satu-satunya cara bagi mereka adalah mengakhiri sanksi ilegal terhadap Iran," kata Rouhani dalam percakapan telepon dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengenai Selasa.

Rouhani memuji pemerintah Jepang karena memberikan bantuan kepada Iran dan ikut mengecam AS karena semakin memperketat sanksinya terhadap Republik Islam terlepas dari kondisi sulit yang dihadapi negara itu.

Sanksi yang ditingkatkan itu, lanjut Jepang, menyebabkan banyak masalah bagi Iran dalam upayanya untuk memperoleh pasokan medis dan bahan makanan.

Rouhani menekankan pentingnya memperkuat kerja sama kolektif sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi COVID-19 serta perlunya upaya untuk mengurangi ketegangan regional dan internasional.

"Sangat disayangkan bahwa kita telah menyaksikan AS menciptakan lebih banyak ketegangan di Irak dan wilayah Teluk Persia. AS selalu menjadi penggagas ketegangan di kawasan ini," kata Rouhani.

Pemerintah AS mengulurkan tangan untuk membantu Iran, yang mereka klaim memiliki sistem medis yang lemah di tengah pertempuran melawan COVID-19.  Namun, Iran meminta pertama-tama Paman Sam untuk mencabut sanksi ilegal tersebut.

Iran, salah satu negara Timur Tengah yang paling terpukul oleh pandemi ini, telah melakukan yang terbaik untuk mengatasi penyakit pernapasan meskipun kesulitan yang disebabkan oleh sanksi AS.

Pemerintahan Trump tidak hanya menentang seruan internasional dalam beberapa pekan terakhir untuk menghentikan sanksi kejam itu, tetap justru memperketat tindakan terhadap Republik Islam.

Washington memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran pada Mei 2018 setelah secara sepihak meninggalkan perjanjian nuklir bersejarah dengan Republik Islam dan lima kekuatan utama lainnya yang telah disahkan oleh Dewan Keamanan PBB.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengkritik intensifikasi sanksi AS terhadap Iran di tengah pandemi COVID-19 sebagai langkah yang tidak tepat dan menyerukan semua negara untuk menempatkan langkah-langkah kemanusiaan sebagai prioritas utama dalam agenda mereka.

Ini adalah sumber kekhawatiran bahwa ketegangan masih berlangsung di Timur Tengah meskipun ada pandemi, kata Abe, menekankan perlunya memulihkan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu.

Ia mencatat bahwa Iran adalah negara penting dan berpengaruh yang memainkan peran utama dalam mempromosikan perdamaian di kawasan itu, dan bahwa Jepang akan melanjutkan kerja sama dengan Republik Islam dalam hal ini.

Rouhani dan Abe juga menyerukan untuk memperluas kerja sama bilateral dalam perang melawan virus corona dan berbagi pengalaman di lapangan. (Press TV)

KEYWORD :

Sanksi Amerika Serikat Virus Corona Amerika Serikat Shizo Abe Hassan Rouhani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :